Perangkat Ajar IPS Kelas 7 SMP/MTs

Supriyadi Pro 27 Desember 2025 9:01 pm . 3 menit membaca

modulmerdeka.com – Perangkat ajar IPS Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Deep Learning merupakan komponen penting dalam mendukung implementasi pembelajaran yang berorientasi pada pemahaman mendalam dan penguatan kompetensi peserta didik.

Dalam Kurikulum Merdeka, guru tidak hanya dituntut menyampaikan materi, tetapi juga merancang pengalaman belajar yang bermakna, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan nyata siswa. Oleh karena itu, penyusunan perangkat ajar yang tepat menjadi fondasi utama keberhasilan pembelajaran IPS.

Pengertian Perangkat Ajar IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Perangkat ajar IPS adalah seperangkat dokumen perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru untuk memandu proses belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Perangkat ini dirancang mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) fase D untuk jenjang SMP/MTs serta menyesuaikan karakteristik peserta didik kelas 7.

Dalam pendekatan Deep Learning, perangkat ajar tidak hanya berfokus pada penguasaan materi secara dangkal, tetapi mendorong siswa untuk memahami konsep, menganalisis permasalahan sosial, serta mengaitkan pengetahuan dengan konteks lokal, nasional, dan global.

Komponen Perangkat Ajar IPS Kelas 7 Berbasis Deep Learning

Perangkat ajar IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka umumnya mencakup beberapa komponen utama yang saling terintegrasi.

Pertama, Modul Ajar IPS. Modul ajar berisi tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, kegiatan pembelajaran, asesmen, serta pengayaan dan remedial. Dalam pendekatan Deep Learning, modul ajar dirancang untuk menstimulasi berpikir kritis, kolaborasi, dan refleksi.

Kedua, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). ATP IPS Kelas 7 disusun berdasarkan CP dengan urutan yang logis dan sistematis. ATP membantu guru memastikan kesinambungan pembelajaran dari awal hingga akhir fase, sekaligus memberikan fleksibilitas dalam pengembangan materi.

Ketiga, Bahan Ajar dan Media Pembelajaran. Bahan ajar IPS dapat berupa teks kontekstual, infografis, peta, video, maupun sumber belajar digital. Media ini dirancang untuk memperkaya pengalaman belajar dan memudahkan siswa memahami fenomena sosial secara visual dan aplikatif.

Keempat, Asesmen Pembelajaran. Asesmen dalam Kurikulum Merdeka menekankan asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif. Dalam konteks Deep Learning, asesmen IPS tidak hanya mengukur hafalan, tetapi juga kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan refleksi peserta didik terhadap isu sosial.

Karakteristik Perangkat Ajar IPS Kelas 7 Deep Learning

Perangkat ajar IPS berbasis Deep Learning memiliki beberapa karakteristik utama. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, sehingga siswa aktif mengeksplorasi konsep seperti interaksi sosial, aktivitas ekonomi, dan dinamika masyarakat.

Selain itu, pembelajaran bersifat kontekstual dengan mengaitkan materi IPS dengan kehidupan sehari-hari siswa dan lingkungan sekitarnya.

Karakteristik lainnya adalah penggunaan pertanyaan pemantik yang menantang daya pikir, kegiatan berbasis proyek atau studi kasus, serta refleksi di akhir pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya mengetahui konsep IPS, tetapi juga mampu memaknainya secara mendalam.

Manfaat Perangkat Ajar IPS Kurikulum Merdeka bagi Guru dan Siswa

Bagi guru, perangkat ajar IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka Deep Learning memudahkan perencanaan pembelajaran yang sistematis, fleksibel, dan sesuai kebutuhan siswa. Guru memiliki panduan yang jelas namun tetap leluasa berinovasi dalam metode dan strategi pembelajaran.

Bagi siswa, perangkat ajar ini membantu menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan bermakna. Siswa dilatih untuk berpikir kritis terhadap fenomena sosial, berkomunikasi secara efektif, serta mengembangkan sikap gotong royong dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat.

Perangkat ajar IPS Kelas 7 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Deep Learning merupakan solusi strategis untuk mewujudkan pembelajaran IPS yang relevan dengan tuntutan abad ke-21.

Dengan perangkat ajar yang disusun secara sistematis, kontekstual, dan berorientasi pada pemahaman mendalam, guru dapat mengoptimalkan potensi peserta didik secara holistik.

Melalui implementasi yang tepat, pembelajaran IPS tidak hanya menjadi sarana transfer pengetahuan, tetapi juga wahana pembentukan karakter dan kompetensi sosial siswa.