Tektonisme Epirogenetik Negatif: Pengertian, Ciri, dan Dampaknya terhadap Permukaan Bumi

modulmerdeka.com – Dalam kajian geografi, salah satu proses endogen yang berperan penting dalam membentuk permukaan bumi adalah tektonisme. Proses ini mencakup gerakan lempeng bumi yang menyebabkan perubahan bentuk pada litosfer.

Tektonisme terbagi menjadi dua jenis utama, yakni orogenetik dan epirogenetik. Dalam artikel ini, akan dibahas secara khusus mengenai tektonisme epirogenetik negatif, yang meskipun terjadi secara perlahan, memberikan pengaruh signifikan terhadap bentang alam di berbagai wilayah.

Pengertian Tektonisme Epirogenetik Negatif

Tektonisme epirogenetik negatif adalah jenis gerakan vertikal kerak bumi yang menyebabkan penurunan atau penuraman permukaan daratan secara luas dan lambat.

Gerakan ini berbeda dari orogenetik yang lebih bersifat horizontal dan membentuk pegunungan. Istilah “negatif” dalam konteks ini merujuk pada arah gerakan yang menuju ke bawah, mengakibatkan sebagian besar daratan mengalami penurunan ketinggian relatif terhadap permukaan laut.

Epirogenetik negatif termasuk dalam kategori gerak tektonik yang bersifat stabil dan tidak disertai deformasi struktural yang mencolok seperti lipatan atau patahan.

Proses ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama dan mencakup area yang sangat luas, bahkan mencakup benua atau platform geologi besar.

Ciri-Ciri Tektonisme Epirogenetik Negatif

Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini beberapa ciri utama dari tektonisme epirogenetik negatif:

  1. Gerakan Vertikal Menurun
    Permukaan daratan mengalami penurunan secara perlahan dan merata, tidak menimbulkan deformasi mencolok.
  2. Tidak Terjadi Lipatan atau Patahan
    Karena sifatnya yang lambat dan stabil, tektonisme ini tidak menyebabkan struktur geologi seperti sesar atau antiklin.
  3. Melibatkan Wilayah Luas
    Gerakan ini bisa melibatkan wilayah yang sangat besar, bahkan satu lempeng benua bisa mengalami penurunan secara keseluruhan.
  4. Berlangsung dalam Waktu Geologis Panjang
    Proses ini tidak bisa diamati dalam waktu singkat karena terjadi dalam skala jutaan tahun.
  5. Berpengaruh terhadap Pesisir dan Dataran Rendah
    Banyak wilayah pesisir atau daratan rendah yang mengalami genangan air laut akibat penurunan ini.

Penyebab Terjadinya Tektonisme Epirogenetik Negatif

Berbeda dengan Tektonisme Epirogenetik Positif, secara geologis tektonisme epirogenetik negatif bisa disebabkan oleh beberapa faktor internal bumi. Di antaranya adalah:

  • Pendinginan mantel bumi yang menyebabkan bagian kerak menjadi lebih berat dan turun.
  • Aktivitas isostatik, yaitu penyesuaian kerak bumi akibat beban tambahan atau pengurangan, seperti es yang mencair atau sedimen yang tererosi.
  • Gerakan konveksi mantel yang mengubah distribusi tekanan di bawah permukaan bumi.

Faktor-faktor ini menyebabkan tekanan vertikal yang akhirnya mendorong kerak bumi turun perlahan.

Contoh Tektonisme Epirogenetik Negatif di Dunia dan Indonesia

Beberapa wilayah di dunia mengalami perubahan bentuk muka bumi akibat tektonisme jenis ini. Berikut beberapa contohnya:

  • Pantai timur Amerika Utara, yang menunjukkan penurunan permukaan sehingga garis pantai bergeser ke arah daratan.
  • Wilayah pesisir Belanda, yang memerlukan sistem polder dan tanggul untuk mencegah banjir akibat penurunan permukaan tanah.
  • Pantai utara Pulau Jawa, terutama wilayah Semarang dan Jakarta, yang menunjukkan penurunan daratan sehingga sering mengalami rob atau banjir pasang laut.

Penurunan muka tanah di kota-kota pesisir seperti Jakarta bahkan diperparah oleh faktor antropogenik, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan, namun tetap berakar pada potensi alami tektonisme epirogenetik negatif.

Dampak Tektonisme Epirogenetik Negatif terhadap Permukaan Bumi

Meskipun prosesnya lambat, dampak dari tektonisme ini bisa sangat besar dalam jangka panjang. Beberapa dampaknya antara lain:

  1. Perubahan Garis Pantai
    Penurunan daratan menyebabkan laut masuk lebih jauh ke wilayah darat, sehingga garis pantai berpindah ke arah dalam.
  2. Intrusi Air Laut
    Air laut bisa meresap ke dalam tanah atau akuifer, menyebabkan air tanah menjadi payau atau asin.
  3. Banjir Pesisir (Rob)
    Daerah yang mengalami penurunan permukaan menjadi lebih mudah tergenang, terutama saat terjadi pasang laut.
  4. Kerusakan Ekosistem Pesisir
    Mangrove, tambak, dan lahan pertanian di pesisir bisa rusak akibat perubahan muka tanah dan intrusi air laut.
  5. Perubahan Tata Guna Lahan
    Lahan yang sebelumnya layak huni dan produktif menjadi tidak bisa digunakan, terutama untuk permukiman atau pertanian.

Mitigasi dan Adaptasi terhadap Dampak Penurunan Permukaan

Karena proses ini tidak bisa dihentikan secara langsung, langkah yang bisa dilakukan adalah mitigasi dan adaptasi. Beberapa langkah yang bisa diambil adalah:

  • Membangun tanggul laut dan sistem drainase yang memadai di wilayah pesisir.
  • Mengendalikan ekstraksi air tanah untuk mencegah percepatan penurunan muka tanah.
  • Melakukan pemantauan geologi secara berkala untuk mengetahui laju penurunan.
  • Mengatur zona pemanfaatan lahan agar sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi.

Pendidikan mengenai proses-proses geologi seperti ini juga perlu diperluas, terutama di kalangan pelajar dan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan penurunan permukaan tanah.

Tektonisme epirogenetik negatif merupakan salah satu proses geologi penting yang membentuk dan mengubah permukaan bumi.

Meski terjadi secara lambat dan melibatkan area luas, dampaknya sangat nyata dan bisa menyebabkan kerusakan lingkungan pesisir.

Pemahaman yang baik terhadap fenomena ini diperlukan dalam perencanaan tata ruang, mitigasi bencana, serta pembelajaran geografi di sekolah.

Dalam konteks kurikulum Merdeka, materi ini juga dapat menjadi pintu masuk untuk mendiskusikan hubungan antara dinamika bumi dan kehidupan manusia di sekitarnya.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya