Fase fondasi (usia 0-2 tahun) merupakan periode emas dalam perkembangan anak. Pada fase ini, otak anak berkembang pesat dan pengalaman belajar yang diperoleh akan membentuk dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, pembelajaran pada fase fondasi harus dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan unik anak usia dini.
Pembelajaran harus berfokus pada minat, kebutuhan, dan kemampuan individual setiap anak. Guru berperan sebagai fasilitator dan mengamati perkembangan anak untuk menyesuaikan pembelajaran.
Bermain adalah cara alami anak belajar. Melalui bermain, anak mengeksplorasi lingkungan, mengembangkan keterampilan motorik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional.
Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan merangsang akan mendorong anak untuk bereksplorasi dan belajar secara aktif. Sediakan berbagai macam mainan, alat permainan, dan bahan eksplorasi yang sesuai dengan usia dan minat anak.
Interaksi yang hangat, responsif, dan penuh kasih sayang antara guru dan anak akan membangun rasa aman dan kepercayaan diri anak. Berikan pujian, dorongan, dan umpan balik positif untuk memotivasi anak.
Orangtua adalah mitra penting dalam pembelajaran anak. Libatkan orangtua dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan berikan informasi tentang perkembangan anak serta cara mendukung pembelajaran di rumah.
Sediakan berbagai macam kegiatan bermain yang merangsang perkembangan anak, seperti bermain peran, bermain konstruksi, bermain sensorik, bermain musik, dan bermain seni.
Rutin harian seperti makan, tidur, mandi, dan bermain memberikan struktur dan prediksi bagi anak, sehingga mereka merasa aman dan nyaman. Gunakan rutin harian sebagai kesempatan belajar, misalnya dengan mengajak anak bernyanyi saat mandi atau membaca buku cerita sebelum tidur.
Ajak anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, baik di dalam maupun di luar ruangan. Sediakan kesempatan bagi anak untuk mengamati, menyentuh, mencium, dan merasakan berbagai benda dan fenomena alam.
Berikan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Dorong anak untuk bermain bersama, berbagi mainan, dan berkomunikasi dengan orang lain.
Evaluasi pembelajaran pada fase fondasi harus dilakukan secara holistik, yaitu dengan memperhatikan perkembangan anak secara keseluruhan, bukan hanya pada aspek akademik. Gunakan berbagai macam metode evaluasi, seperti observasi, catatan anekdot, portofolio, dan wawancara dengan orangtua.
Dapatkan juga: Buku Panduan Guru PAUD: Menanamkan Nilai Agama dan Budi Pekerti Sejak Dini
Pembelajaran pada fase fondasi merupakan investasi penting bagi masa depan anak. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dan metode pembelajaran yang tepat, kita dapat membantu anak mengembangkan potensi mereka secara optimal dan mempersiapkan mereka untuk sukses di jenjang pendidikan selanjutnya.
Untuk mendapatkan buku Pembelajaran untuk Fase Fondasi, silahkan unduh melalui tautan di bawah ini!
File size
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com