Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 8 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

modulmerdeka.com – Bayangkan suasana kelas: siswa kelas 8 SMP/MTs tidak hanya duduk mendengarkan guru, melainkan aktif berpikir, bereksplorasi, menciptakan prototipe rekayasa sederhana, lalu merefleksikan prosesnya.

Inilah inti dari pendekatan Deep Learning bukan dalam arti kecerdasan buatan, tetapi pendekatan pembelajaran yang mindful (sadar), meaningful (bermakna), dan durable (berkelanjutan) dalam pengalaman siswa.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru mendapatkan fleksibilitas untuk merancang pembelajaran yang relevan dengan konteks lokal dan potensi siswa.

Maka dari itu, ketika kita menyusun modul ajar (RPP) untuk Prakarya Rekayasa kelas 8, kita hendaknya mengintegrasikan unsur-unsur deep learning: berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan relevansi dunia nyata.

Download contoh Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Rekayasa Kelas 8 SMP/MTs

Untuk mendapatkan Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Rekayasa untuk Kelas 8 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

Kerangka Konseptual Modul Ajar

1. Capaian Pembelajaran & Profil Lulusan

Sesuai dokumen CP & ATP untuk Prakarya Kerajinan Fase D (yang juga relevan dengan Prakarya Rekayasa) peserta didik diharapkan:

  • Mengeksplorasi bahan, alat, teknik dan prosedur pembuatan produk kerajinan/rekayasa berdasarkan potensi lingkungan/kearifan lokal.
  • Merancang dan membuat produk yang modifikasi, mempertimbangkan ergonomis, nilai estetika, dan potensi kewirausahaan.
    Untuk kelas 8 (fase D) sesuai Kurikulum Merdeka, modul ajar berbasis deep learning menyentuh elemen berikut:
  • Pemahaman mendalam (deep) terhadap konsep rekayasa/kewirausahaan bahan lokal
  • Produk berorientasi aplikasi nyata di lingkungan siswa
  • Refleksi dan evaluasi diri terhadap proses dan hasil
  • Pengembangan karakter Pelajar Pancasila serta literasi abad 21

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran: Prakarya – Rekayasa

Dalam modul ini, Prakarya Rekayasa adalah mata pelajaran yang menitikberatkan pada:

  • Identifikasi bahan dan alat lokal (misalnya: limbah organik, plastik, kayu, logam ringan)
  • Eksplorasi teknik dasar rekayasa (pemotongan, penyambungan, finishing)
  • Perancangan dan pembuatan produk rekayasa sederhana dengan nilai fungsi dan estetika
    Contoh modul kelas 8 memang menyebut penggunaan limbah organik sebagai bahan kreasi.

3. Prinsip Deep Learning dalam Konteks Modul

Beberapa prinsip yang perlu diterapkan:

  • Mindful: siswa hadir secara penuh, reflektif terhadap proses pembelajaran.
  • Meaningful: pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata siswa, misalnya mengolah limbah organik menjadi produk fungsional.
  • Durable: hasil pembelajaran bukan hanya tuntas hari itu, tetapi mampu bertahan dalam bentuk kemampuan berpikir dan membuat.
  • Kolaborasi: kerja kelompok, pengembangan ide bersama, presentasi kelompok.
  • Keterkaitan lintas disiplin: mengaitkan IPA (struktur bahan), IPS (kearifan lokal), Seni Budaya (desain estetika) dalam satu proyek.

Struktur Modul Ajar (RPP) untuk Kelas 8

1. Identitas Modul

  • Mata pelajaran: Prakarya – Rekayasa
  • Kelas/Fase: 8 (Fase D)
  • Semester: Ganjil atau Genap (sesuai satuan pendidikan)
  • Alokasi waktu: misalnya 4 JP × 45 menit (sesuai kebijakan sekolah)
  • Topik Unit: “Produk Rekayasa dari Bahan Lokal”

2. Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran

Contoh capaian: “Peserta didik mampu merancang produk rekayasa sederhana dari bahan lokal (misalnya limbah organik atau plastik bekas) dengan mempertimbangkan fungsi, estetika, dan keberlanjutan, serta mempresentasikan hasil karyanya secara komunikatif.”

Contoh tujuan pembelajaran (untuk satu atau dua JP):

  • Siswa dapat mengidentifikasi jenis dan karakteristik bahan lokal yang tersedia di lingkungan sekolah/rumah.
  • Siswa dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan bahan tersebut untuk dijadikan produk rekayasa.
  • Siswa dapat merancang sketsa produk, memilih bahan dan alat, dan membagi tugas kolaboratif dalam kelompok.
  • Siswa dapat merefleksikan proses dan hasil karya, mengidentifikasi kekuatan dan area perbaikan.

3. Kegiatan Pembelajaran (Alur Deep Learning)

Pendahuluan (10–15 menit):

  • Guru membuka dengan pertanyaan pemantik: “Apa limbah yang sering kita temui di sekolah/rumah? Bagaimana bila limbah itu diubah jadi produk berguna?”
  • Siswa berdiskusi ringan kemudian memetakan bahan di sekitar mereka.
  • Guru menjelaskan tujuan dan kaitannya dengan kompetensi rekayasa dan karakter Pelajar Pancasila.

Kegiatan Inti (30–40 menit):

  • Eksplorasi bahan: siswa mengamati bahan lokal (misalnya plastik bekas, kayu limbah, kain perca), mencatat karakteristik dalam kelompok.
  • Analisis: siswa mendiskusikan dalam kelompok kelebihan/kekurangan bahan dan memutuskan bahan mana akan dipakai untuk produk rekayasa mereka.
  • Desain: tiap kelompok membuat sketsa produk dengan alat/bahan yang tersedia, membagi tugas, membuat jadwal kerja.
  • Produksi: siswa mulai membuat produk rekayasa sederhana (misalnya kotak penyimpanan dari plastik bekas, rak kecil dari kayu limbah) dengan bimbingan guru; guru sebagai fasilitator.
    Kegiatan Penutup (10–15 menit):
  • Siswa mempresentasikan sketsa dan proses kerja kelompok, menunjukkan prototype yang telah mulai dibuat.
  • Guru memfasilitasi refleksi: “Apa yang berjalan baik? Apa tantangan? Bagaimana kita bisa membuatnya lebih baik?”
  • Guru menutup dengan memberikan tugas lanjutan: menyelesaikan produk dan mempersiapkan pameran mini.

4. Penilaian

Penilaian meliputi:

  • Proses: keaktifan siswa, kerja tim, pembagian tugas, penggunaan bahan dengan aman dan efisien.
  • Produk: hasil akhir produk rekayasa dilihat dari fungsi, estetika, bahan lokal, inovasi, dan nilai keberlanjutan (reuse/recycle).
  • Refleksi diri: siswa menulis jurnal singkat atau berdiskusi tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka bisa meningkat.
  • Presentasi: kemampuan siswa menjelaskan proses, pilihan bahan, tantangan, dan hasil karya mereka kepada kelompok lain.
    Catatan: penilaian berorientasi deep learning menekankan pemahaman, aplikasi, dan refleksi, bukan sekadar menghafal atau membuat produk secara rutin.

5. Integrasi Karakter dan Literasi Abad 21

Dalam modul ini, guru dapat mengintegrasikan:

  • Karakter Pelajar Pancasila: gotong-royong (kerja kelompok), bernalar kritis (analisis bahan), kreatif/inovatif (mendesain produk baru).
  • Literasi digital: misalnya, siswa mencari contoh produk lewat internet, menonton video proses kerajinan, mempresentasikan lewat slide sederhana.
  • Literasi lingkungan: materi limbah organik/plastik mengajak siswa peduli lingkungan.
  • Literasi kewirausahaan: produk yang dihasilkan bisa dieksplorasi untuk peluang jual kecil-kecilan dalam sekolah atau komunitas.

Contoh Nyata Modul Ajar dan Inspirasi Pelaksanaan

Mari kita ceritakan kisah nyata di kelas: Paket topik “Limbah Organik Menjadi Produk Rekayasa”. Di sebuah sekolah SMP, guru Prakarya menyiapkan modul ajar sesuai fase D untuk kelas 8.

Siswa dikelompokkan, menjelajah lingkungan sekolah mencari limbah organik (daun kering, bambu kecil, pelepah pisang); mereka mendesain pot bunga minimalis dari bambu dan anyaman daun kering.

Selama proses, mereka berdiskusi: “Bagaimana bambu kita potong agar tidak patah? Bagaimana anyaman daun kering agar kuat menahan pot tanaman?”

Setelah satu pertemuan, tiap kelompok mempresentasikan sketsa mereka, lalu dalam pertemuan selanjutnya tahap pembuatan, finishing, dan pameran di foyer sekolah bersama guru-lain. Proses ini membangkitkan antusiasme karena siswa merasa karyanya bermakna dan nyata.

Contoh serupa pada modul ajar kelas 8 menunjukkan bahwa siswa mampu “mengidentifikasi dan menjelaskan tahapan proses kerajinan dari limbah organik … dan menunjukkan sikap peduli lingkungan” sebagai capaian pembelajaran.

Dengan pendekatan cerita/ proyek semacam ini, guru membuat pembelajaran Prakarya Rekayasa menjadi hidup, bukan sekadar teori bahan-alat.

Tips Praktis bagi Guru saat Menerapkan Modul Ajar

  1. Siapkan bahan dan alat dengan fleksibel: bahan lokal bisa berbeda tiap sekolah/daerah; guru bisa menyesuaikan sumber daya (plastik bekas, kayu limbah, kain perca, bambu kecil).
  2. Beri ruang untuk ide siswa: pendekatan deep learning menekankan bahwa siswa membangun pemahaman sendiri, bukan hanya menerima instruksi satu arah.
  3. Fasilitasi kerja kelompok yang efektif: pastikan tiap siswa memiliki peran, serta ada waktu untuk diskusi dan debrief.
  4. Gunakan refleksi sebagai penutup rutin: misalnya jurnal singkat, atau presentasi kelompok tentang “apa yang saya pelajari”, “apa yang ingin saya lakukan lebih baik”.
  5. Hubungkan dengan mata pelajaran lain; misalnya IPA (karakteristik bahan), Seni Budaya (desain estetika), IPS (potensi kewirausahaan lokal) sehingga pembelajaran menjadi lintas disiplin dan meaningful.
  6. Sediakan opsi evaluasi kreatif: selain produk, pertimbangkan video pendek dokumentasi proses, foto sebelum/ sesudah, atau pameran mini di sekolah.
  7. Kaitkan dengan konteks lokal dan karakter lingkungan: misalnya limbah di lingkungan sekolah, potensi kearifan lokal, budaya kerajinan daerah sehingga siswa merasa dekat dan relevan.

Menyusun modul ajar (RPP) untuk mata pelajaran Prakarya Rekayasa kelas 8 SMP/MTs dengan pendekatan deep learning dan kerangka Kurikulum Merdeka bukanlah sekadar mengganti format RPP lama. Ini adalah kesempatan untuk menghadirkan pembelajaran yang aktif, kolaboratif, bermakna, dan tahan lama (durable).

Guru menjadi fasilitator yang membantu siswa mengeksplorasi, merancang, membuat, dan merenungkan karya mereka. Siswa tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga membangun kompetensi abad 21 kreativitas, kritis, kolaborasi, komunikasi serta karakter Pelajar Pancasila.

Modul ajar yang baik akan memperhatikan capaian pembelajaran, struktur kegiatan yang reflektif dan aplikatif, penilaian yang holistik, serta integrasi lintas disiplin dan konteks lokal.

Dengan modul seperti ini, Prakarya Rekayasa bisa menjadi mata pelajaran yang dinanti siswa, bukan yang dianggap “praktik biasa”. Website seperti modulmerdeka.com dapat menjadi platform yang memuat file-modul, panduan guru, dan inspirasi praktik nyata.

Semoga artikel ini membantu Anda guru, kepala sekolah, atau penyusun modul dalam menghadirkan RPP/Modul Ajar Prakarya Rekayasa kelas 8 yang kaya, kontekstual dan bermakna. Selamat merancang!

Capek download file satu-persatu?

DAPATKAN PERANGKAT AJAR LENGKAP DENGAN MUDAH!

Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya