Struktur Kurikulum Merdeka SD: Fleksibel, Kontekstual, dan Berorientasi pada Murid

modulmerdeka.com – Kurikulum merupakan dasar dalam proses pembelajaran di sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami pembaruan agar dapat menjawab tantangan global.

Salah satu inovasi terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah Kurikulum Merdeka.

Di tingkat Sekolah Dasar (SD), struktur kurikulum ini menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel, kontekstual, dan berpusat pada kebutuhan murid.

Apa Itu Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan bagi sekolah, guru, dan peserta didik untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakteristik dan potensi lokal.

Kurikulum ini mengedepankan pembelajaran yang mendalam, relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan menekankan pada penguatan karakter serta kompetensi dasar.

Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang lebih terpaku pada capaian kognitif, Kurikulum Merdeka lebih menekankan proses belajar yang bermakna dan berpusat pada murid. Hal ini terlihat jelas dalam struktur kurikulum yang diterapkan di jenjang Sekolah Dasar.

Struktur Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

Struktur Kurikulum Merdeka SD dibagi menjadi dua bagian utama: pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila.

1. Pembelajaran Intrakurikuler

Pembelajaran intrakurikuler mencakup mata pelajaran inti yang diajarkan setiap hari di kelas. Berikut adalah beberapa mata pelajaran utama yang masuk dalam struktur Kurikulum Merdeka untuk SD:

  • Bahasa Indonesia
  • Matematika
  • Pendidikan Pancasila
  • Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPA dan IPS yang diintegrasikan)
  • Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
  • Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
  • Seni dan Budaya
  • Bahasa Daerah (opsional, tergantung konteks lokal)

Yang membedakan dari kurikulum sebelumnya adalah adanya fleksibilitas dalam alokasi waktu dan pendekatan pembelajaran.

Guru dapat menyesuaikan cara mengajar berdasarkan kebutuhan dan karakter siswa. Selain itu, integrasi mata pelajaran IPA dan IPS menjadi satu kesatuan memberi peluang bagi siswa untuk memahami konsep secara holistik.

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Komponen projek ini adalah inovasi penting dalam Kurikulum Merdeka. Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan berkebhinekaan global.

Projek ini tidak dinilai seperti mata pelajaran biasa, namun difokuskan pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial.

Projek dapat disesuaikan dengan tema kontekstual, seperti lingkungan, budaya lokal, atau kegiatan sosial yang melibatkan siswa dalam kehidupan nyata.

Fleksibilitas dalam Implementasi

Salah satu keunggulan dari struktur Kurikulum Merdeka SD adalah fleksibilitas yang ditawarkan kepada guru dan satuan pendidikan.

Guru tidak lagi terikat pada satu metode pengajaran tertentu, tetapi didorong untuk mengeksplorasi pendekatan-pendekatan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.

Contohnya, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa memanfaatkan media lokal seperti cerita rakyat untuk mengajarkan keterampilan membaca dan menulis.

Dalam pelajaran Matematika, siswa dapat diajak untuk menyelesaikan masalah nyata di sekitar mereka, seperti menghitung volume air yang dibutuhkan untuk menyiram tanaman di taman sekolah.

Alokasi Waktu Belajar

Alokasi waktu dalam Kurikulum Merdeka diatur berdasarkan prinsip fleksibilitas. Satuan pendidikan diberikan kebebasan untuk mengatur jadwal belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Meskipun demikian, ada panduan umum yang disediakan oleh pemerintah untuk menjaga kesetaraan pembelajaran antar sekolah.

Sebagai contoh, jam pelajaran per minggu untuk kelas I hingga III sekitar 35 jam, sementara untuk kelas IV hingga VI mencapai 40 jam. Dari total waktu tersebut, sebagian dialokasikan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Tantangan dalam Pelaksanaan

Meskipun menawarkan banyak kelebihan, pelaksanaan struktur Kurikulum Merdeka di SD juga menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya adalah:

  • Kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan pendekatan baru.
  • Ketersediaan sumber daya pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal.
  • Kebutuhan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.

Untuk itu, pemerintah terus memberikan dukungan melalui pelatihan daring, penyediaan modul ajar, serta platform Merdeka Mengajar yang membantu guru dalam merancang pembelajaran.

Dampak Positif Bagi Murid

Struktur kurikulum yang lebih fleksibel dan kontekstual ini membawa dampak positif bagi siswa. Mereka tidak hanya belajar secara akademis, tetapi juga berkembang secara emosional dan sosial.

Melalui projek-projek yang melibatkan kerja sama, siswa belajar tentang nilai kehidupan, tanggung jawab, dan keterampilan abad 21.

Anak-anak juga lebih termotivasi karena pembelajaran terasa lebih dekat dengan kehidupan mereka. Ini penting untuk membangun kecintaan terhadap belajar sepanjang hayat.

Peran Orang Tua dan Komunitas

Dalam Kurikulum Merdeka, keterlibatan orang tua dan komunitas menjadi salah satu elemen penting. Sekolah didorong untuk bekerja sama dengan lingkungan sekitar dalam menjalankan projek-projek tematik yang kontekstual.

Orang tua dapat berperan sebagai narasumber, fasilitator kegiatan, maupun pendukung moral dalam proses pembelajaran anak.

Dengan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, pendidikan anak menjadi lebih komprehensif dan bermakna.

Memahami Struktur Kurikulum Merdeka untuk SD Kelas 1–6

Kurikulum Merdeka menjadi salah satu terobosan besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Diterapkan secara bertahap sejak 2022, kurikulum ini menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada peserta didik.

Salah satu bentuk implementasinya yang menarik untuk dicermati adalah struktur kurikulum untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), khususnya kelas 1 sampai 6.

Struktur Kurikulum Merdeka SD kelas 1–6 menunjukkan perubahan mendasar dalam penyusunan mata pelajaran, pendekatan pembelajaran, hingga alokasi waktu.

Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan proses belajar yang lebih menyenangkan dan relevan dengan kehidupan siswa.

Perbedaan Mendasar dengan Kurikulum Sebelumnya

Dalam Kurikulum 2013, pendekatan tematik menjadi ciri khas di kelas bawah, sementara mata pelajaran berdiri sendiri mulai kelas atas.

Kurikulum Merdeka justru menyederhanakan dan memperkuat pendekatan ini. Mata pelajaran disusun secara lebih ringkas, namun mendalam. Fokus utama terletak pada penguatan kompetensi literasi dan numerasi serta pembentukan karakter.

Selain itu, Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru dan sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan konteks lokal.

Artinya, tidak ada lagi ketergantungan mutlak pada buku teks, melainkan dorongan untuk menggunakan berbagai sumber belajar.

Komponen Struktur Kurikulum Merdeka SD Kelas 1–6

Struktur Kurikulum Merdeka untuk SD dibagi ke dalam dua fase, yaitu:

1. Fase A (Kelas 1 dan 2)

Pada fase ini, fokus utama adalah membangun dasar kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa. Mata pelajaran yang diajarkan meliputi:

  • Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
  • Pendidikan Pancasila
  • Bahasa Indonesia
  • Matematika
  • Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
  • Pendidikan Jasmani dan Olahraga
  • Seni dan Budaya
  • Bahasa Daerah (opsional)

Di fase A, pembelajaran masih bersifat tematik integratif, namun dengan struktur yang lebih fleksibel dibandingkan kurikulum sebelumnya.

2. Fase B (Kelas 3 dan 4)

Masih menerapkan prinsip pembelajaran tematik, namun mulai memperkenalkan kedalaman materi yang lebih tinggi. Struktur mata pelajaran tetap sama dengan fase A, namun dengan peningkatan kompleksitas konten.

3. Fase C (Kelas 5 dan 6)

Pada fase ini, pendekatan tematik mulai digantikan oleh pendekatan berbasis mata pelajaran. Tujuannya adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi jenjang SMP. Siswa mulai diajak berpikir kritis, mengeksplorasi topik secara lebih analitis, dan mengembangkan keterampilan problem solving.

Download Contoh Struktur Kurikulum Merdeka SD PDF

Untuk mendapatkan contoh Struktur Kurikulum Merdeka SD PDF, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

81 KB

Alokasi Jam Pelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Alokasi waktu dalam Kurikulum Merdeka tidak lagi ditentukan dalam satuan jam per minggu, melainkan per tahun. Hal ini memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam merancang pembelajaran.

Berikut gambaran rata-rata alokasi waktu per tahun:

  • Bahasa Indonesia: 252 JP/tahun (kelas bawah), 210 JP/tahun (kelas atas)
  • Matematika: 196 JP/tahun (semua jenjang)
  • IPAS: 140 JP/tahun (mulai kelas 3)
  • Pendidikan Pancasila: 70 JP/tahun
  • Pendidikan Agama: 140 JP/tahun
  • Seni Budaya: 84 JP/tahun
  • PJOK: 140 JP/tahun

Jumlah Jam Pelajaran (JP) per tahun rata-rata adalah 1.232–1.258, tergantung jenjang kelas dan kebutuhan sekolah.

Pendekatan Pembelajaran yang Ditekankan

Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), terutama untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Proyek ini dilaksanakan minimal dua kali dalam setahun dan tidak terikat pada mata pelajaran tertentu. Tema proyek bisa disesuaikan dengan isu lokal, nasional, atau global.

Proyek ini dirancang agar siswa dapat mengembangkan keterampilan abad 21 seperti kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas.

Fleksibilitas untuk Guru dan Sekolah

Salah satu keunggulan utama Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya. Guru tidak lagi dibatasi oleh silabus yang kaku, melainkan didorong untuk melakukan asesmen diagnostik, merancang modul ajar sendiri, dan menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.

Selain itu, guru juga didorong untuk menjadi fasilitator belajar, bukan sekadar penyampai materi. Hal ini mengubah paradigma pembelajaran secara signifikan.

Tantangan dalam Implementasi

Walaupun Kurikulum Merdeka menawarkan banyak keunggulan, implementasinya di lapangan tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain:

  • Kesiapan guru dalam menyusun modul ajar
  • Ketersediaan sumber belajar yang memadai
  • Pelatihan yang belum merata di semua daerah
  • Akses teknologi di sekolah-sekolah terpencil

Namun demikian, berbagai inisiatif dari pemerintah, seperti Platform Merdeka Mengajar, diharapkan mampu menjembatani tantangan tersebut.

Harapan untuk Pendidikan Dasar di Indonesia

Dengan diterapkannya struktur kurikulum yang lebih sederhana dan fleksibel, harapannya siswa SD dapat belajar dengan lebih bermakna. Mereka tidak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk berpikir, berempati, dan berkontribusi pada masyarakat.

Pendidikan dasar adalah fondasi dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Jika fase ini dijalankan dengan baik, maka jenjang berikutnya akan lebih mudah diakses dan dihadapi oleh peserta didik.

Struktur Kurikulum Merdeka SD dirancang dengan filosofi pembelajaran yang lebih humanis dan berorientasi pada murid. Melalui kombinasi pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga karakter yang kuat.

Kurikulum ini menjadi langkah maju dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, mulai dari guru, orang tua, hingga masyarakat, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan semangat kebhinekaan dan semangat gotong royong.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya