
modulmerdeka.com – Kurikulum Merdeka merupakan salah satu terobosan penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum ini diperkenalkan sebagai respons terhadap tantangan global dan kebutuhan peserta didik abad ke-21 yang terus berkembang.
Sejak diperkenalkan pertama kali pada 2022, Kurikulum Merdeka menjadi topik yang banyak dibahas, khususnya mengenai bagaimana struktur kurikulum ini dirancang untuk mendukung pembelajaran yang lebih fleksibel dan kontekstual.
Dalam artikel ini, akan dibahas secara mendalam mengenai penjelasan struktur Kurikulum Merdeka, termasuk komponen utamanya, kerangka capaian pembelajaran, serta bagaimana kurikulum ini diimplementasikan di berbagai jenjang pendidikan.
Struktur Kurikulum Merdeka tidak hanya sekadar daftar mata pelajaran, tetapi mencakup kerangka berpikir pendidikan yang berfokus pada kompetensi dan karakter.
Kurikulum ini menekankan pada pentingnya penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang menjadi fondasi utama dalam perancangan seluruh aktivitas pembelajaran.
Secara umum, struktur Kurikulum Merdeka dirancang lebih sederhana dan fleksibel dibandingkan kurikulum sebelumnya.
Penyusunan strukturnya mengacu pada prinsip diferensiasi, peminatan, dan kebutuhan lokal. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat berkembang sesuai dengan potensi dan minatnya masing-masing.
Struktur Kurikulum Merdeka terdiri atas beberapa komponen utama yang saling berkaitan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen:
Capaian Pembelajaran (CP) adalah pernyataan kompetensi yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Fase ini terbagi mulai dari Fase A (kelas 1–2 SD) hingga Fase F (kelas 11–12 SMA).
Penyusunan CP dilakukan berdasarkan pendekatan kompetensi dan dirancang agar lintas jenjang pendidikan menjadi lebih harmonis.
CP memberikan kebebasan kepada pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai konteks satuan pendidikan.
Ini berarti tidak ada lagi silabus tunggal yang mengikat secara nasional, melainkan ada ruang kreativitas bagi guru untuk mengembangkan rencana pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran adalah rincian dari capaian pembelajaran yang lebih spesifik dan operasional. Dari TP, disusunlah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang menggambarkan tahapan belajar peserta didik secara berurutan.
ATP membantu guru dalam menyusun modul ajar dan kegiatan pembelajaran yang terstruktur, namun tetap memberikan ruang inovasi dalam pelaksanaannya.
Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter ideal peserta didik Indonesia yang dicita-citakan oleh Kurikulum Merdeka. Profil ini terdiri dari enam dimensi utama: beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Setiap pembelajaran di Kurikulum Merdeka diarahkan untuk membentuk karakter tersebut, baik melalui pembelajaran intrakurikuler maupun proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
P5 adalah kegiatan pembelajaran lintas mata pelajaran yang bertujuan menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila melalui pendekatan berbasis proyek.
Proyek ini tidak dinilai seperti mata pelajaran, namun menjadi bagian penting dari pengembangan karakter dan soft skills peserta didik.
P5 memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami isu-isu kontekstual di sekitarnya, seperti perubahan iklim, kewirausahaan, atau budaya lokal.
Pada struktur Kurikulum Merdeka, mata pelajaran disusun secara fleksibel dengan jumlah jam yang disesuaikan dengan fase pembelajaran.
Satuan pendidikan diberikan kebebasan dalam mengalokasikan jam pelajaran per minggu atau per tahun, selama tetap memenuhi total waktu minimal yang ditentukan pemerintah.
Khusus untuk jenjang SMA, Kurikulum Merdeka membuka peluang peminatan sejak awal kelas 10, bukan lagi di kelas 11. Hal ini memungkinkan siswa mengeksplorasi minat dan bakatnya lebih dini.
Ada beberapa ciri khas dari struktur Kurikulum Merdeka yang membedakannya dari kurikulum sebelumnya:
Dengan pendekatan ini, guru tidak lagi menjadi pusat informasi, melainkan fasilitator yang membantu siswa menemukan makna dari proses belajar.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, implementasi Kurikulum Merdeka juga menghadapi sejumlah tantangan.
Di antaranya adalah kesiapan guru, ketersediaan perangkat ajar, hingga keterbatasan fasilitas di sekolah-sekolah tertentu.
Untuk itu, strategi yang perlu dilakukan meliputi:
Dapatkan juga:
Struktur Kurikulum Merdeka merupakan wujud reformasi pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai subjek utama pembelajaran.
Melalui pendekatan yang fleksibel, berbasis kompetensi, dan berorientasi pada karakter, kurikulum ini diharapkan mampu menghasilkan generasi Indonesia yang unggul, adaptif, dan berakhlak mulia.
Pemahaman mendalam mengenai struktur Kurikulum Merdeka menjadi kunci dalam suksesnya implementasi di satuan pendidikan.
Oleh karena itu, seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan diharapkan terus belajar dan berinovasi, agar semangat merdeka belajar benar-benar dapat terwujud di seluruh pelosok negeri.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com