Ide Refleksi Modul PPG Guru Tertentu 2025: Pengajaran, PSE, dan Pendidikan Inklusif

modulmerdeka.com – Refleksi merupakan bagian penting dalam pengembangan profesional guru. Dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), refleksi membantu peserta memahami perkembangan kompetensinya, mengidentifikasi tantangan, serta menyusun komitmen pengembangan diri.

PDF Ide Refleksi Modul PPG Guru Tertentu Tahun 2025 memuat tiga kelompok refleksi utama, yaitu modul Prinsip Pengajaran dan Asesmen, modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), dan modul Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Artikel ini menyajikan penjelasan lengkap dan runtut mengenai gagasan refleksi dari setiap modul.

Baca juga: Jurnal Pengantar Bimbingan Konseling PPG: Panduan Lengkap untuk Calon Guru Profesional

Refleksi Modul Prinsip Pengajaran dan Asesmen

Modul ini menekankan pentingnya penyelarasan antara tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, dan asesmen. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi, tetapi merancang pengalaman belajar yang bermakna dan berpihak pada murid.

Kesadaran yang diperoleh

Guru menyadari bahwa pembelajaran efektif bukan hanya menyelesaikan silabus, tetapi memastikan setiap proses terarah pada kompetensi yang ingin dicapai siswa. Selain itu, asesmen harus menjadi bagian integral dari pembelajaran, bukan dilakukan hanya di akhir.

Perubahan pandangan terhadap peran guru

Peran guru berkembang dari sekadar penyampai materi menjadi fasilitator, desainer pembelajaran, dan pemberi umpan balik yang berkelanjutan. Asesmen dipahami sebagai alat refleksi untuk guru dan siswa.

Hal yang diterapkan dalam praktik mengajar

Guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran yang terukur, menyusun asesmen formatif, serta menciptakan instrumen asesmen yang beragam agar sesuai kebutuhan siswa. Jurnal refleksi, pertanyaan pemantik, dan rubrik proyek menjadi alat baru yang lebih kontekstual.

Tantangan yang dihadapi

Guru masih menemukan kesulitan menyusun asesmen autentik dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Adaptasi terhadap karakteristik siswa dalam asesmen juga menjadi tantangan tersendiri.

Komitmen pengembangan diri

Guru berkomitmen meningkatkan kompetensi dalam strategi pembelajaran adaptif, asesmen sebagai pembelajaran, dan penerapan praktik yang berpihak pada perkembangan siswa.

Refleksi Modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)

Pembelajaran sosial emosional berperan besar dalam keberhasilan akademik dan kesejahteraan siswa. Modul ini menumbuhkan kesadaran bahwa kemampuan sosial-emosional sama pentingnya dengan kemampuan kognitif.

Kesadaran baru yang diperoleh

Guru memahami bahwa kelas bukan hanya ruang untuk pengetahuan akademik, tetapi juga tempat siswa belajar mengenal diri, mengelola emosi, menjalin relasi, dan mengambil keputusan bijak.

Perubahan pandangan terhadap tugas guru

Guru melihat dirinya sebagai teladan sosial dan emosional bagi siswa. Kelas harus menjadi ruang tumbuh yang aman, inklusif, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan diri.

Implementasi dalam pembelajaran

Praktik yang dapat diterapkan mencakup aktivitas check-in emosi, diskusi kelompok yang mendorong empati, penyelesaian konflik secara sehat, serta integrasi nilai sosial emosional dalam pembelajaran lintas mata pelajaran.

Tantangan dalam pelaksanaan

Perbedaan latar belakang siswa membuat regulasi emosi mereka beragam. Guru perlu lebih peka dan terampil menghadapi perilaku yang menantang, sembari mengelola emosinya sendiri.

Komitmen pengembangan diri

Guru berkomitmen menjadi pendidik yang empatik, membangun hubungan positif, dan meningkatkan keterampilan sosial emosionalnya, karena PSE dimulai dari guru yang sadar diri.

Refleksi Modul Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Modul ini memberikan pemahaman penting mengenai keberagaman kemampuan siswa dan bagaimana guru dapat menciptakan kelas yang inklusif.

Kesadaran baru yang diperoleh

Guru menyadari bahwa semua anak berhak memperoleh pengalaman belajar terbaik, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Keberadaan ABK bukan hambatan, tetapi peluang memperkuat nilai empati dan keadilan dalam pendidikan.

Perubahan pandangan tentang kelas inklusif

Guru menjadi lebih percaya diri menghadapi ABK. Keberhasilan pendidikan inklusif bergantung pada kesiapan guru menyesuaikan strategi, bukan pada keterbatasan anak.

Penerapan dalam praktik mengajar

Implementasi dapat dilakukan melalui identifikasi awal, observasi sederhana, dan penerapan Universal Design for Learning (UDL). Kolaborasi dengan GPK, orang tua, dan tenaga profesional juga menjadi bagian penting. Guru harus menghindari labeling dan memperhatikan diferensiasi pembelajaran.

Tantangan yang dihadapi

Kurangnya pengalaman menangani jenis kebutuhan khusus tertentu menjadi tantangan utama. Guru juga membutuhkan pemahaman lebih dalam mengenai adaptasi asesmen dan komunikasi bagi siswa dengan hambatan spesifik.

Komitmen pengembangan diri

Guru berkomitmen terus belajar tentang karakteristik ABK, menerapkan pendekatan inklusif, dan memfasilitasi potensi setiap anak secara adil serta setara.

Refleksi dari ketiga modul PPG Guru Tertentu 2025 memperlihatkan orientasi kuat pada pembelajaran yang berpihak pada murid.

Guru dituntut mengembangkan diri dalam desain pembelajaran, penguatan sosial emosional, serta penerapan pendidikan inklusif.

Melalui refleksi ini, guru dapat meningkatkan kualitas praktik mengajarnya dan memberikan dampak positif yang lebih besar pada perkembangan siswa.

Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya