
modulmerdeka.com – Bayangkan sebuah kelas di mana siswa tidak hanya menggambar atau menyanyi, tapi juga memahami makna di balik seni yang mereka ciptakan.
Itulah konsep Deep Learning dalam mata pelajaran Seni Budaya, terutama untuk siswa kelas 2 SD/MI. Modul ini dirancang untuk memadukan kreativitas dan pemahaman mendalam, bukan sekadar aktivitas rutin.
Di usia 7–8 tahun, anak-anak sedang berada pada fase eksplorasi sensorik dan imajinasi tinggi. Menurut penelitian Journal of Art Education Research (2022), pembelajaran seni yang menerapkan model deep learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas hingga 35% lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
Pendekatan ini memungkinkan siswa:
Berdasarkan data Indonesian Journal of Primary Education (2023):
Bu Rini, guru Seni Budaya di SDN Harapan Bangsa, mengajak muridnya membuat mini pameran bertema “Warisan Budayaku”.
Setiap siswa membawa satu benda budaya dari rumah, mulai dari kain batik hingga alat musik tradisional. Mereka tak hanya memamerkan, tetapi juga menceritakan kisah di balik benda tersebut.
Hasilnya, siswa menjadi lebih bangga pada budaya daerahnya dan memahami bahwa setiap karya seni punya cerita.
Saya akan membuat infografis visual bermerek untuk menggambarkan alur pembelajaran:
Tahapan:
Modul ini terbagi menjadi 4 mata pelajaran, yaitu seni musik, seni rupa, seni tari, dan seni teater. Untuk mendapatkan Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 2 SD, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
1. Apa itu deep learning dalam pembelajaran Seni Budaya?
Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang fokus pada pemahaman mendalam dan makna di balik karya seni, bukan sekadar teknik membuatnya.
2. Apakah modul ini sesuai Kurikulum Merdeka?
Ya, modul ini disusun berdasarkan ATP dan CP Kurikulum Merdeka serta mendukung Profil Pelajar Pancasila.
3. Bagaimana cara guru memodifikasi modul ini?
Guru dapat menyesuaikan tema dan jenis kegiatan sesuai dengan budaya lokal siswa.
4. Apakah pembelajaran seni berbasis deep learning sulit diterapkan di kelas kecil?
Tidak, justru lebih efektif karena siswa usia dini cenderung responsif terhadap pembelajaran kontekstual.
5. Apakah modul ini bisa digunakan untuk ekstrakurikuler?
Bisa, modul dapat diadaptasi untuk kegiatan seni di luar jam pelajaran formal.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:
Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com