
modulmerdeka.com -Bayangkan sebuah kelas seni rupa bukan sekadar menggambar objek saja, tetapi siswa diajak menyelami “mengapa memilih garis itu?”, “bagaimana warna menyampaikan suasana?”, “apa kisah di balik bentuk abstrak?” itu inti pembelajaran mendalam (deep learning).
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pendekatan deep learning memberi ruang bagi siswa dan guru untuk mengeksplorasi konten lebih dalam daripada sekadar “mewarnai” atau “menggambar bentuk”. Guru menjadi fasilitator, dan siswa menjadi penjelajah kreativitas.
Berdasarkan dokumen Modul Ajar Seni Rupa Kelas 7 fase D Kurikulum Merdeka, unit pertama mereka membahas “Aplikasi Pola Geometris Berwarna” menyasar kompetensi awal menggambar dasar ke eksplorasi pola dan warna.
Dengan menyusun modul ajar yang berpijak pada deep learning, guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna, menyatu dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk mendapatkan Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 7 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
Dalam menyusun modul ajar deep learning seni rupa kelas 7, gunakan struktur berikut agar sistematis dan mudah diikuti:
Dengan kerangka ini, modul ajar menjadi “peta” pembelajaran mendalam yang memandu guru dan siswa secara sinergis.
Bayangkan siswa berjalan melewati taman kota, melihat ubin jalan, mosaik di dinding, atau lantai keramik pola geometris muncul di mana-mana. Dalam unit ini, siswa diajak memotret pola di lingkungan sekitar dan menganalisis bagaimana garis, bentuk, dan warna bekerja bersama.
Tahap | Aktivitas | Hasil yang diharapkan |
---|---|---|
Eksplorasi | Siswa memburu pola di lingkungan sekolah (lantai, pagar, dinding) | Foto pola dan catatan unsur garis & bentuk |
Elaborasi | Diskusi kelompok: “apa motif pola itu?”, guru beri contoh pola sederhana | Sketsa pola awal |
Eksperimen | Siswa memilih kombinasi warna dan coba mewarnai sketsa | Beberapa versi pola berwarna |
Refleksi | Siswa mempresentasikan dan menjelaskan makna warna dan bentuk | Diskusi kelas & catatan refleksi |
Aksi | Produksi final pola di media kertas atau digital | Karya pola geometris berwarna siap dipajang |
Misalnya, skor 4 = sangat baik & konsisten ekspresi, skor 3 = baik, skor 2 = masih perlu bimbingan, skor 1 = belum memenuhi indikator.
Setelah karya jadi, ajak siswa bertanya: “Mengapa memilih warna itu?”, “Bagaimana jika pola diubah sedikit?”, atau “Bisakah pola diaplikasikan ke benda nyata (misal: motif kain, batik, desain kemasan)?”
Pengayaan: kolaborasi lintas kelas seni budaya atau matematika untuk menerapkan konsep simetri atau refleksi.
A. Libatkan sensorik & pengalaman
Seni rupa tidak hanya visual. Ajak siswa menyentuh tekstur, melihat dari sudut berbeda, mencampur cat, atau menggunakan media digital sederhana.
B. Gunakan pertanyaan pemandu (drill-down questioning)
Contoh:
C. Integrasi budaya lokal
Dalam pola geometris, bisa dihubungkan dengan motif batik daerah, ukiran, tenun, atau motif arsitektur lokal. Ini memberi makna lebih dalam.
D. Fasilitasi kolaborasi & peer feedback
Siswa saling memberi komentar, mendiskusikan pilihan warna dan bentuk. Proses umpan balik ini memperkuat pemahaman estetika.
E. Revisi dan iterasi
Karya tidak langsung “final” dorong siswa memperbaiki komentar dari teman/guru dan memoles karya menjadi lebih matang.
F. Dokumentasi & portofolio
Catat versi-versi sketsa, ide, refleksi siswa. Portofolio ini sangat berguna dalam evaluasi proses pembelajaran.
1. Peningkatan keterampilan berpikir kritis
Siswa tidak hanya menggambar, tetapi menganalisis pilihan bentuk dan warna, memaknai karya sendiri.
2. Penguatan afektif & ekspresi diri
Siswa punya ruang untuk menyampaikan perasaan, gagasan, dan pengalaman visual secara bebas.
3. Keterlibatan lebih tinggi
Dengan modul yang interaktif dan mendalam, keaktifan siswa meningkat dan pembelajaran terasa lebih hidup.
4. Konsistensi dengan prinsip Kurikulum Merdeka
Modul ajar deep learning sejalan dengan tujuan pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa.
5. Dokumentasi proses & evaluasi diferensial
Guru bisa melihat perkembangan iteratif, bukan hanya produk akhir.
Secara ilmiah, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dikaitkan dengan lebih kuatnya retensi jangka panjang dibanding pembelajaran superfisial.
Dalam konteks seni, eksplorasi, refleksi, dan revisi (iterasi) memperkuat koneksi neuron terkait kreativitas dan pengamatan visual.
Tantangan: Keterbatasan alat dan bahan
Solusi: adaptasi dengan bahan lokal (kertas koran, cat sisa, pensil warna), atau integrasi media digital gratis (aplikasi menggambar di ponsel).
Tantangan: Waktu terbatas
Solusi: modul bisa dibuat dalam dua subunit kecil, atau desain proyek jangka panjang yang berjalan bertahap.
Solusi: pelatihan internal, sharing modul antar guru, atau menggunakan modul contoh yang sudah tersedia sebagai permulaan.
Di suatu SMP di kota kecil, Bu Rina guru seni rupa yang agak ragu teknologi memutuskan mencoba modul ajar deep learning kelas 7.
Di awal, siswa agak bingung: “Kita nggak langsung menggambar?” Namun ketika sesi eksplorasi dimulai, mereka menangkap pola ubin sekolah, tembok cat lama, dan genteng atap. Diskusi pun ramai: “Warna jingga bagaimana jika diganti biru?”, “Bagaimana pola jika dimodifikasi sedikit?”
Seorang siswa bernama Dwi membuat pola geometris berdasarkan motif tenun daerah secara abstrak. Dalam refleksi, ia berkata: “Saya merasa ini seperti cerita dari motif nenek saya, tapi saya ubah warnanya biar terasa modern.”
Bu Rina menyadari: tujuan bukan sekadar karya sempurna, tetapi proses berpikir, eksperimen, revisi, dan makna di balik karya. Modul ajar deep learning itu kemudian menjadi fondasi proyek kolaborasi antarkelas, pameran sekolah, dan bahkan inspirasi modul ajar seni rupa kelas 8.
Semoga artikel ini memberi gambaran dan semangat untuk merancang Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 7 SMP/MTs di situs modulmerdeka.com. Jika Anda ingin saya bantu membuat contoh modul lengkap (format Word / PDF), rubrik detail, atau ide unit lain, saya siap membantu!
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:
Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com