Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 7 SMP/MTs

modulmerdeka.com -Bayangkan sebuah kelas seni rupa bukan sekadar menggambar objek saja, tetapi siswa diajak menyelami “mengapa memilih garis itu?”, “bagaimana warna menyampaikan suasana?”, “apa kisah di balik bentuk abstrak?” itu inti pembelajaran mendalam (deep learning).

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pendekatan deep learning memberi ruang bagi siswa dan guru untuk mengeksplorasi konten lebih dalam daripada sekadar “mewarnai” atau “menggambar bentuk”. Guru menjadi fasilitator, dan siswa menjadi penjelajah kreativitas.

Berdasarkan dokumen Modul Ajar Seni Rupa Kelas 7 fase D Kurikulum Merdeka, unit pertama mereka membahas “Aplikasi Pola Geometris Berwarna” menyasar kompetensi awal menggambar dasar ke eksplorasi pola dan warna.

Dengan menyusun modul ajar yang berpijak pada deep learning, guru dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna, menyatu dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Download Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 7 SMP/MTs

Untuk mendapatkan Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa untuk Kelas 7 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

Struktur Umum Modul Ajar Deep Learning: Kerangka dan Alurnya

Dalam menyusun modul ajar deep learning seni rupa kelas 7, gunakan struktur berikut agar sistematis dan mudah diikuti:

  1. Pendahuluan / Konteks Pembelajaran
    • Gambaran latar kreatif bagaimana topik muncul
    • Relevansi seni rupa di kehidupan sehari-hari
  2. Kompetensi Inti & Capaian Pembelajaran (CP)
    • Hubungkan modul dengan profil pelajar Pancasila
    • Rumuskan kemampuan literasi seni yang akan dicapai
  3. Indikator & Tujuan Pembelajaran
    • Indikator kuantitatif dan kualitatif
    • Tujuan yang jelas: “siswa dapat merancang pola geometris berwarna…”
  4. Prasyarat / Penilaian Awal
    • Kuis atau tugas ringan untuk mengecek penguasaan dasar (misalnya: mengenal unsur rupa, garis, bentuk)
  5. Langkah-langkah Pembelajaran (Deep Learning Cycle)
    • Eksplorasi → memunculkan pertanyaan, pengamatan karya seni
    • Elaborasi → diskusi, eksperimen, sketsa
    • Refleksi → pengungkapan makna, kritik diri
    • Aksi → produksi karya seni berdasarkan tema atau tantangan
  6. Metode & Strategi Pembelajaran
    • Diskusi kelompok, eksplorasi visual, studi kasus, proyek mini
    • Pendekatan interdisipliner bila memungkinkan (misalnya: matematika, budaya lokal)
  7. Media, Alat & Bahan
    • Pensil, spidol, kertas ukuran tertentu, cat air, digital sketch (opsional)
    • Contoh referensi visual dari guru atau internet
  8. Penilaian & Rubrik
    • Penilaian proses dan produk: kreativitas, penguasaan unsur, ekspresi (afektif)
    • Rubrik dengan level (misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang)
  9. Refleksi dan Tindak Lanjut
    • Pertanyaan reflektif bagi siswa dan guru
    • Rencana perbaikan atau pengayaan
  10. Daftar Pustaka & Referensi Visual
    • Sumber inspirasi (misalnya karya seniman lokal atau karya kontemporer)
    • Tautan internal ke modul ajar lain atau artikel pendukung

Dengan kerangka ini, modul ajar menjadi “peta” pembelajaran mendalam yang memandu guru dan siswa secara sinergis.

Contoh Unit Modul: Aplikasi Pola Geometris Berwarna (Unit 1)

1. Konteks cerita

Bayangkan siswa berjalan melewati taman kota, melihat ubin jalan, mosaik di dinding, atau lantai keramik pola geometris muncul di mana-mana. Dalam unit ini, siswa diajak memotret pola di lingkungan sekitar dan menganalisis bagaimana garis, bentuk, dan warna bekerja bersama.

2. Tujuan & indikator

  • Siswa dapat mengenali pola geometris dalam lingkungan
  • Siswa mampu merancang pola baru dengan unsur warna
  • Siswa mampu merefleksikan pilihan warna dalam karya

3. Kegiatan pembelajaran

TahapAktivitasHasil yang diharapkan
EksplorasiSiswa memburu pola di lingkungan sekolah (lantai, pagar, dinding)Foto pola dan catatan unsur garis & bentuk
ElaborasiDiskusi kelompok: “apa motif pola itu?”, guru beri contoh pola sederhanaSketsa pola awal
EksperimenSiswa memilih kombinasi warna dan coba mewarnai sketsaBeberapa versi pola berwarna
RefleksiSiswa mempresentasikan dan menjelaskan makna warna dan bentukDiskusi kelas & catatan refleksi
AksiProduksi final pola di media kertas atau digitalKarya pola geometris berwarna siap dipajang

4. Penilaian dan rubrik sederhana

  • Aspek Komposisi (unsur garis dan bentuk)
  • Aspek Warna (kombinasi & harmoni)
  • Aspek Kreativitas / Orisinalitas
  • Aspek Presentasi / Narasi makna

Misalnya, skor 4 = sangat baik & konsisten ekspresi, skor 3 = baik, skor 2 = masih perlu bimbingan, skor 1 = belum memenuhi indikator.

5. Refleksi & pengayaan

Setelah karya jadi, ajak siswa bertanya: “Mengapa memilih warna itu?”, “Bagaimana jika pola diubah sedikit?”, atau “Bisakah pola diaplikasikan ke benda nyata (misal: motif kain, batik, desain kemasan)?”

Pengayaan: kolaborasi lintas kelas seni budaya atau matematika untuk menerapkan konsep simetri atau refleksi.

Strategi agar Modul Ajar Deep Learning Bekerja Baik

A. Libatkan sensorik & pengalaman

Seni rupa tidak hanya visual. Ajak siswa menyentuh tekstur, melihat dari sudut berbeda, mencampur cat, atau menggunakan media digital sederhana.

B. Gunakan pertanyaan pemandu (drill-down questioning)

Contoh:

  • “Apa garis dominan dalam pola itu?”
  • “Apa yang terjadi jika warna sekunder dipakai?”
  • “Bagaimana suasana yang Anda rasakan ketika melihat kombinasi ini?”

C. Integrasi budaya lokal

Dalam pola geometris, bisa dihubungkan dengan motif batik daerah, ukiran, tenun, atau motif arsitektur lokal. Ini memberi makna lebih dalam.

D. Fasilitasi kolaborasi & peer feedback

Siswa saling memberi komentar, mendiskusikan pilihan warna dan bentuk. Proses umpan balik ini memperkuat pemahaman estetika.

E. Revisi dan iterasi

Karya tidak langsung “final” dorong siswa memperbaiki komentar dari teman/guru dan memoles karya menjadi lebih matang.

F. Dokumentasi & portofolio

Catat versi-versi sketsa, ide, refleksi siswa. Portofolio ini sangat berguna dalam evaluasi proses pembelajaran.

Manfaat Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa bagi Siswa & Guru

1. Peningkatan keterampilan berpikir kritis

Siswa tidak hanya menggambar, tetapi menganalisis pilihan bentuk dan warna, memaknai karya sendiri.

2. Penguatan afektif & ekspresi diri

Siswa punya ruang untuk menyampaikan perasaan, gagasan, dan pengalaman visual secara bebas.

3. Keterlibatan lebih tinggi

Dengan modul yang interaktif dan mendalam, keaktifan siswa meningkat dan pembelajaran terasa lebih hidup.

4. Konsistensi dengan prinsip Kurikulum Merdeka

Modul ajar deep learning sejalan dengan tujuan pembelajaran yang fleksibel dan berpusat pada siswa.

5. Dokumentasi proses & evaluasi diferensial

Guru bisa melihat perkembangan iteratif, bukan hanya produk akhir.

Secara ilmiah, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dikaitkan dengan lebih kuatnya retensi jangka panjang dibanding pembelajaran superfisial.

Dalam konteks seni, eksplorasi, refleksi, dan revisi (iterasi) memperkuat koneksi neuron terkait kreativitas dan pengamatan visual.

Tantangan & Solusi dalam Implementasi Modul Ajar

Tantangan: Keterbatasan alat dan bahan

Solusi: adaptasi dengan bahan lokal (kertas koran, cat sisa, pensil warna), atau integrasi media digital gratis (aplikasi menggambar di ponsel).

Tantangan: Waktu terbatas

Solusi: modul bisa dibuat dalam dua subunit kecil, atau desain proyek jangka panjang yang berjalan bertahap.

Tantangan: Guru belum terbiasa deep learning

Solusi: pelatihan internal, sharing modul antar guru, atau menggunakan modul contoh yang sudah tersedia sebagai permulaan.

Di suatu SMP di kota kecil, Bu Rina guru seni rupa yang agak ragu teknologi memutuskan mencoba modul ajar deep learning kelas 7.

Di awal, siswa agak bingung: “Kita nggak langsung menggambar?” Namun ketika sesi eksplorasi dimulai, mereka menangkap pola ubin sekolah, tembok cat lama, dan genteng atap. Diskusi pun ramai: “Warna jingga bagaimana jika diganti biru?”, “Bagaimana pola jika dimodifikasi sedikit?”

Seorang siswa bernama Dwi membuat pola geometris berdasarkan motif tenun daerah secara abstrak. Dalam refleksi, ia berkata: “Saya merasa ini seperti cerita dari motif nenek saya, tapi saya ubah warnanya biar terasa modern.”

Bu Rina menyadari: tujuan bukan sekadar karya sempurna, tetapi proses berpikir, eksperimen, revisi, dan makna di balik karya. Modul ajar deep learning itu kemudian menjadi fondasi proyek kolaborasi antarkelas, pameran sekolah, dan bahkan inspirasi modul ajar seni rupa kelas 8.

Semoga artikel ini memberi gambaran dan semangat untuk merancang Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 7 SMP/MTs di situs modulmerdeka.com. Jika Anda ingin saya bantu membuat contoh modul lengkap (format Word / PDF), rubrik detail, atau ide unit lain, saya siap membantu!

Capek download file satu-persatu?

DAPATKAN PERANGKAT AJAR LENGKAP DENGAN MUDAH!

Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya