modulmerdeka.com – Bayangkan pagi di kelas 5 SD/MI: guru membuka jendela, cahaya pagi menyapa anak-anak, dan suara riuh rendah terdengar sambil mereka bersiap menjajal sesuatu yang tak biasa teater! Ya, bukan hanya musik atau tari, tetapi seni teater.
Kini, melalui Kurikulum Merdeka, pelajaran ini mendapat ruang sendiri dan diberi label “deep learning” agar tak hanya hafalan, melainkan pengalaman bermakna. Menurut artikel, pembelajaran teater SD kini menjadi fokus, bukan hanya bagian kecil dari seni budaya saja.
Dalam artikel ini, saya akan membimbing Bapak/Ibu guru melalui modul ajar “Deep Learning Seni Teater” untuk kelas 5 SD/MI mulai dari dasar teori, struktur modul, hingga tips praktis agar tiap anak bisa terlibat aktif, berkreasi, dan menikmati prosesnya.
Untuk mendapatkan Modul Ajar Deep Learning Seni Teater untuk Kelas 5 SD, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
Di Kurikulum Merdeka, mata pelajaran seni termasuk teater tak lagi “seribu macam” dalam satu mata pelajaran, melainkan diberikan ruang spesifik agar siswa bisa mengalaminya secara langsung.
Dokumen capaian pembelajaran menyebut beberapa elemen: Berpikir dan Bekerja Secara Artistik, Mengalami, Menciptakan, Merefleksikan, dan Berdampak.
Artinya, modul ajar teater untuk kelas 5 bukan hanya “anak-anak main peran”, tetapi diarahkan agar mereka:
Artikel di Berita Bojonegoro menyebut bahwa pembelajaran teater SD memiliki manfaat signifikan: kreativitas, ekspresi diri, kemampuan berbicara, keterampilan sosial, hingga empati.
Secara ilmiah, misalnya melalui gerak tubuh dan vokal, anak-anak memperkuat koneksi otak-tubuh, meningkatkan koordinasi sensorik, serta pembelajaran sosial ketika berkolaborasi.
Selain itu, pengalaman pementasan kecil-kecilan mendukung peningkatan rasa percaya diri dan keberanian tampil di depan orang lain yang secara psikologis dapat mendukung aspek metakognisi dan pembelajaran reflektif.
Saat guru membuka modul ajar untuk kelas 5 (fase B atau C tergantung alokasi sekolah), berikut bagian yang sebaiknya ada:
Guru di situs pustaka perangkat ajar disebut bahwa perangkat ajar seni teater di SD sudah dirancang berbasis IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) untuk memudahkan guru fokus ke pembelajaran, bukan hanya administrasi.
Mari kita ceritakan bagaimana modul ini bisa berjalan di kelas, sambil kita gunakan frase-kunci seperti “modul ajar deep learning seni teater kelas 5”, “Kurikulum Merdeka teater SD”, “aktivitas teater siswa SD” secara alami agar mesin pencari mudah indeks (ini juga membantu aspek N-gram dan LSI).
Hari pertama: guru mengatakan, “Hari ini kita akan menjadi aktor dan aktris kelas 5. Kita akan menjelajah dunia teater: ekspresi, suara, gerak, dan kolaborasi.”
Kegiatan: siswa berdiri lingkaran, melakukan latihan vokal sederhana (“ah-eh-oh”), gerakan tubuh (angkat tangan ke atas, turunkan, tepuk), lalu siswa bereaksi terhadap suara guru (misalnya suara lonceng = adegan terkejut).
Tujuan: mengaktifkan tubuh-vokal siswa agar siap berperan, memperkuat kesadaran tubuh dan suara — yang masuk elemen “Mengalami”.
Catatan: aktivitas pendek (5-7 menit) cukup agar tetap menyenangkan dan tidak melelahkan.
Unit berikutnya modul ajar bisa memperkenalkan ide “tokoh dalam teater”. Guru memberi cerita pendek (misalnya legenda lokal atau cerita fabel) lalu siswa dibagi kelompok 4-5 orang. Kelompok diberikan waktu 10 menit untuk:
Melalui aktivitas ini siswa “menciptakan” elemen (elemen ‘Menciptakan’) dan kemudian melakukan pementasan kecil (elemen ‘Berdampak’).
Penilaian bisa berupa observasi guru: apakah siswa aktif, kolaboratif, tertib, ekspresif.
Setelah 2-3 pertemuan, modul ajar bagian inti melibatkan pementasan kelompok: siswa membuat naskah sederhana, properti dari benda bekas/karton, kostum minimum. Guru memastikan kegiatan ini sesuai karakteristik siswa SD: aman, kreatif, bebas gagal.
Misalnya: tema “Persahabatan di Sekolah Kita”. Kelompok membuat adegan: “teman baru datang”, “main bersama”, “selesai dan tepuk tangan”. Mereka menggunakan suara, gerak, ekspresi, dan properti-sederhana seperti topi karton atau syal.
Modul ajar deep learning seni teater kelas 5 harus memuat alokasi waktu (2×35 menit atau satu kali pertemuan panjang), lembar kerja siswa, dan refleksi akhir: “Bagaimana perasaanmu tampil?”, “Apa yang ingin diperbaiki?”.
Refleksi ini meningkatkan metakognisi siswa dan memperkuat elemen ‘Merefleksikan’.
Salah satu kekuatan modul ini adalah ketika pembelajaran teater diintegrasikan dengan nilai-nilai: kerjasama, komunikasi efektif, kreativitas, dan empati.
Sebagai contoh, setelah pementasan, guru bisa mengajak siswa berdiskusi: “Bagaimana rasanya menjadi tokoh? Apakah kamu memahami karakter temanmu?”
Dalam dokumen CP & ATP disebut bahwa pembelajaran seni teater bertujuan bukan hanya teknik tetapi berdampak terhadap diri siswa: misalnya memperkuat rasa saling menghargai dan berkolaborasi.
Guru bisa membuat link internal ke artikel lain di situs Anda, misalnya “Cara menyusun modul ajar deep learning kelas 5” atau “Strategi pembelajaran kolaboratif di SD”, agar mesin pencari dan pembaca dapat melihat lebih banyak konteks.
Modul ajar harus mencakup rubrik penilaian sederhana:
Guru dapat memanfaatkan format observasi, catatan harian, atau kuison singkat refleksi siswa. Modul ajar deep learning seni teater kelas 5 yang kaya akan lembar kerja siswa (LKPD) dan instrumen penilaian meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk siswa yang cepat: guru bisa menawarkan aktivitas tambahan seperti “buatlah versi alternatif adegan dengan ending berbeda” atau “rekamlah adegan dan upload ke kelas/galeri sekolah”.
Untuk siswa yang butuh dukungan: guru bisa melakukan pendampingan kelompok kecil, menyediakan naskah lebih sederhana, atau memberikan kegiatan tanpa dialog kompleks seperti pantomim.
Dokumen modul ajar fase lanjut mencantumkan pengayaan dan remedial sebagai bagian standar.
Unit 1: Mengenal Gerak, Vokal & Karakter
Unit 2: Membuat Adegan Sederhana
Unit 3: Pementasan & Apresiasi
Penilaian dapat dilakukan dengan rubrik sederhana: Gerak/vokal (0-4), Kolaborasi (0-4), Ekspresi karakter (0-4), Kreativitas properti (0-4). Total 16 poin.
Istilah “deep learning” di konteks ini bukan merujuk ke jaringan saraf buatan, tapi pada pembelajaran yang mendalam: bukan sekadar “menampilkan drama”, tapi siswa terlibat aktif, refleksi, dan menerapkan pemahaman ke kehidupan.
Dalam modul ajar, ini dapat dimaknai sebagai:
Modul ajar “Deep Learning Seni Teater Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka” hadir sebagai panduan yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi guru dan siswa. Dengan struktur yang jelas ATP/CP, unit pembelajaran, kegiatan praktis, penilaian, refleksi guru dapat mengimplementasikan pembelajaran teater yang kreatif, kolaboratif, dan berkarakter.
Manfaatnya tak hanya pada ‘anak bisa tampil’, tetapi anak menjadi lebih percaya diri, kreatif, mampu berkomunikasi, bekerja sama, dan menghargai karya teman.
Dengan memanfaatkan aktivitas gerak-vokal-karakter, pementasan sederhana, dan refleksi, modul ini benar-benar menghidupkan pembelajaran seni teater di kelas 5.
Jadi, bagi Bapak/Ibu guru yang mengunjungi situs modulmerdeka.com, silakan jadikan artikel ini sebagai batu pijakan selanjutannya, Anda bisa mengembangkan sendiri dokumen modul ajar yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jangan lupa, buatlah internal link ke artikel pengayaan di situs agar pencarian organik makin kuat.
Selamat mengajar, selamat mendampingi anak-anak dalam “pentas kecil mereka yang besar”.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com