modulmerdeka.com – Dalam dunia pendidikan modern, perubahan kurikulum bukan hanya soal mengganti istilah, tetapi bagaimana kita memaknai proses belajar itu sendiri.
Salah satu contoh transformasi tersebut terlihat jelas pada penerapan Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Kelas 8 SMP/MTs dalam Kurikulum Merdeka.
Modul ini bukan sekadar dokumen administrasi, melainkan alat strategis yang membantu guru menumbuhkan kreativitas dan kemandirian siswa.
Bayangkan seorang guru Prakarya yang tidak lagi hanya menjelaskan cara membuat produk kerajinan, tetapi memandu siswa menemukan makna, berpikir kritis, dan memahami hubungan antara teknologi, sumber daya lokal, dan lingkungan. Inilah esensi pendekatan deep learning dalam pembelajaran Prakarya.
Untuk mendapatkan Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya untuk Kelas 8 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
Modul ajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis deep learning merupakan bentuk penyusunan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Prinsip ini sejalan dengan pendekatan konstruktivisme, di mana siswa aktif membangun pengetahuan melalui pengalaman dan refleksi.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu, melainkan sebagai fasilitator. Modul ajar menjadi panduan fleksibel yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kompetensi melalui kegiatan yang relevan dengan kehidupan mereka.
Menurut penelitian UNESCO tahun 2023, pembelajaran berbasis deep learning terbukti meningkatkan retensi konsep hingga 35% dibandingkan pembelajaran tradisional.
Siswa yang terlibat aktif dalam eksplorasi dan kolaborasi menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang lebih baik.
Modul ajar untuk mata pelajaran Prakarya Kelas 8 umumnya disusun dengan mengacu pada empat komponen utama:
Melalui struktur ini, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan bermakna. Siswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga berlatih berpikir seperti inovator.
Pendekatan deep learning dalam Prakarya menitikberatkan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills atau HOTS). Ada empat prinsip utama yang diterapkan:
Prinsip-prinsip ini selaras dengan filosofi Profil Pelajar Pancasila, terutama pada dimensi kreatif, mandiri, dan bernalar kritis.
Mari kita lihat contoh penerapannya dalam topik “Pengolahan Pangan dari Bahan Nabati”.
Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang teknik pengolahan, tetapi juga kewirausahaan, riset pasar, dan tanggung jawab sosial. Pembelajaran seperti ini menumbuhkan life skills yang relevan dengan tantangan abad ke-21.
Era digital membawa peluang besar dalam pembelajaran Prakarya. Guru dapat memanfaatkan teknologi seperti video tutorial, simulasi desain produk, hingga platform kolaboratif daring. Misalnya, penggunaan Canva untuk membuat label kemasan atau Google Form untuk survei pasar sederhana.
Pendekatan blended learning juga bisa diterapkan. Siswa mempelajari konsep melalui video (asynchronous learning), kemudian berdiskusi dan praktik di kelas (synchronous learning). Cara ini terbukti meningkatkan keterlibatan dan kemandirian belajar siswa.
Data dari Kemendikbudristek tahun 2024 menunjukkan bahwa 68% sekolah yang menerapkan modul ajar digital mengalami peningkatan partisipasi siswa dalam proyek Prakarya hingga 45%. Artinya, teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi bagian integral dari strategi pembelajaran.
Tentu, tidak semua guru langsung terbiasa dengan pendekatan ini. Beberapa tantangan umum antara lain:
Solusinya, guru dapat mengadaptasi sumber dari platform seperti Merdeka Mengajar atau modulmerdeka.com yang menyediakan contoh modul ajar berbasis proyek. Selain itu, guru dapat berkolaborasi lintas mata pelajaran, misalnya antara Prakarya dan IPA untuk proyek bioplastik dari singkong.
Dengan pendekatan kolaboratif, beban guru menjadi lebih ringan, sementara siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kaya dan relevan.
Ketika modul ajar dirancang dengan pendekatan deep learning, dampaknya terasa bukan hanya pada hasil akademik, tetapi juga karakter siswa. Mereka belajar untuk berpikir sistematis, bekerja sama, dan menghargai proses.
Berdasarkan studi internal Balitbang Kemendikbudristek (2023), siswa yang belajar dengan model project-based deep learning menunjukkan peningkatan nilai pada aspek kreativitas sebesar 28%, dan kemampuan kolaborasi meningkat hingga 31%.
Pembelajaran semacam ini membantu membentuk Profil Pelajar Pancasila yang sesungguhnya: kreatif, gotong royong, bernalar kritis, dan mandiri.
Menjadi guru di era digital dan Kurikulum Merdeka berarti berani berubah. Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Kelas 8 SMP/MTs bukan hanya panduan teknis, tetapi cerminan visi pendidikan yang lebih manusiawi.
Melalui pendekatan ini, guru dapat membimbing siswa memahami nilai dari setiap kegiatan, bukan hanya mengejar nilai ujian. Prakarya bukan lagi pelajaran “membuat sesuatu”, melainkan “belajar dari proses penciptaan”.
Untuk guru dan sekolah yang ingin mengembangkan modul ajar serupa, kunjungi portal modulmerdeka.com sumber inspirasi pendidikan berbasis praktik baik, inovatif, dan sesuai dengan semangat Merdeka Belajar.
Artikel ini diharapkan membantu para pendidik memahami pentingnya integrasi deep learning dalam pembelajaran Prakarya, sekaligus menjadi referensi praktis untuk menciptakan kelas yang hidup, kreatif, dan relevan dengan dunia nyata.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com