
modulmerdeka.com – Letusan gunung api merupakan salah satu fenomena alam yang menarik sekaligus berpotensi membahayakan kehidupan manusia. Salah satu jenis letusan yang sering menjadi perhatian para ahli geologi dan masyarakat sekitar gunung api adalah letusan freatik.
Meskipun tidak selalu berskala besar, letusan freatik memiliki karakteristik khas yang membedakannya dari jenis letusan lainnya dan kerap muncul secara tiba-tiba tanpa peringatan yang jelas.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap mengenai jenis letusan freatik, mulai dari pengertian, ciri-ciri, mekanisme terbentuknya, serta contoh nyata yang pernah terjadi di Indonesia.
Pemahaman tentang letusan freatik sangat penting, terutama bagi siswa, guru, dan masyarakat umum yang tinggal di daerah rawan bencana.
Letusan freatik adalah jenis letusan gunung api yang terjadi akibat pemanasan air bawah tanah oleh batuan panas atau magma tanpa disertai keluarnya magma ke permukaan.
Proses ini menghasilkan uap air dalam tekanan tinggi yang akhirnya meledak dan memecah batuan di sekitarnya.
Karakteristik utama dari letusan freatik adalah tidak adanya material magmatik baru yang keluar dari perut bumi. Letusan ini hanya membawa material lama berupa abu, batuan, dan uap air.
Karena sifatnya yang mendadak dan tidak menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan sebelumnya, letusan freatik sulit diprediksi dan bisa sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
Letusan freatik berawal dari keberadaan air di bawah permukaan bumi yang berada di dekat sumber panas seperti magma atau batuan vulkanik.
Ketika suhu di sekitarnya meningkat secara drastis, air tersebut berubah menjadi uap dengan tekanan tinggi.
Jika tekanan ini terus bertambah dan tidak bisa diredakan secara alami, maka akan terjadi ledakan sebagai bentuk pelepasan energi secara tiba-tiba.
Ledakan tersebut dapat menghancurkan batuan yang berada di atas atau di sekitarnya dan menyemburkannya ke udara bersama dengan abu dan uap air.
Karena tidak melibatkan erupsi magma, warna material yang dikeluarkan cenderung keabu-abuan dan tidak mengandung lava pijar.
Letusan freatik memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis letusan lainnya, yaitu:
Meskipun secara umum semua letusan freatik disebabkan oleh interaksi antara air dan panas, letusan ini dapat dibedakan berdasarkan lokasi terjadinya:
1. Letusan Freatik Permukaan
Terjadi ketika air yang berada dekat permukaan tanah atau di danau kawah menguap secara cepat karena adanya peningkatan suhu. Contoh dari jenis ini adalah letusan yang terjadi di kawah gunung dengan genangan air.
2. Letusan Freatik Sub-permukaan
Jenis ini terjadi di bawah permukaan tanah, di mana air tanah terperangkap di antara lapisan batuan. Ketika tekanan meningkat, ledakan bisa menyebabkan retakan besar atau bahkan menciptakan lubang kawah baru.
3. Letusan Freatik Laut
Letusan ini jarang terjadi namun dapat ditemukan di lingkungan gunung api bawah laut. Air laut yang masuk ke dalam sistem hidrotermal bisa mengalami pemanasan mendadak dan menghasilkan ledakan freatik di dasar laut.
Indonesia sebagai negara yang terletak di zona Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) memiliki banyak gunung api aktif. Berikut adalah beberapa contoh letusan freatik yang pernah terjadi di Indonesia:
1. Gunung Merapi (2018)
Pada tahun 2018, Gunung Merapi mengalami letusan freatik mendadak yang mengagetkan masyarakat sekitar.
Letusan ini tidak diikuti dengan keluarnya lava, namun menyemburkan abu vulkanik setinggi 5.500 meter. Karena tidak ada tanda peningkatan aktivitas sebelumnya, peristiwa ini menunjukkan betapa sulitnya memprediksi letusan freatik.
2. Gunung Dieng (1979)
Kawasan Dataran Tinggi Dieng dikenal sebagai wilayah vulkanik aktif dengan aktivitas hidrotermal tinggi. Pada tahun 1979, letusan freatik dari kawah Sinila menyebabkan kematian puluhan orang akibat gas beracun. Letusan ini juga tidak menunjukkan tanda-tanda awal yang mencolok.
3. Gunung Tangkuban Parahu (2019)
Letusan freatik terjadi pada tanggal 26 Juli 2019 di kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu. Letusan berlangsung singkat namun mengeluarkan abu dan batuan serta menyebabkan gangguan pariwisata dan evakuasi pengunjung di sekitar lokasi.
Meskipun secara visual tampak lebih kecil dibanding letusan magmatik, letusan freatik dapat memberikan dampak yang signifikan, di antaranya:
Mengingat sulitnya memprediksi letusan freatik, pendekatan mitigasi perlu dilakukan secara menyeluruh. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:
Jenis letusan freatik merupakan fenomena geologi yang terjadi akibat pemanasan air oleh sumber panas bawah tanah tanpa keluarnya magma.
Letusan ini bersifat eksplosif, tiba-tiba, dan berpotensi membahayakan meskipun tidak seintens letusan magmatik.
Pemahaman mendalam mengenai karakteristik dan proses terbentuknya letusan freatik sangat penting dalam konteks pendidikan dan mitigasi bencana di Indonesia, mengingat banyaknya gunung api aktif yang tersebar di berbagai wilayah.
Dengan pengetahuan ini, diharapkan masyarakat dan pelajar dapat lebih siap menghadapi kemungkinan terjadinya letusan freatik di masa depan, serta mendukung pengembangan modul pembelajaran kebencanaan yang kontekstual dan ilmiah.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com