Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12 SMA/MA

modulmerdeka.com – Belajar sejarah sering kali dianggap membosankan oleh sebagian siswa. Mereka merasa hanya perlu menghafal tahun, nama tokoh, dan peristiwa. Namun, di era Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran berubah drastis.

Kini, sejarah bukan lagi sekadar hafalan, tetapi menjadi sarana berpikir kritis dan reflektif terhadap perjalanan bangsa dan dunia.

Salah satu inovasi yang menarik adalah penerapan Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12 SMA/MA, yang menggabungkan teknologi, metode berpikir tingkat tinggi, dan pengalaman belajar bermakna.

Download contoh Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12 SMA/MA

Untuk mendapatkan contoh Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12 SMA/MA, silahkan unduh melalui taunta yang kami lampirkan di bawah ini:

Perangkat ajar lainnya

Apa Itu Modul Ajar Deep Learning Sejarah?

Modul ajar adalah panduan pembelajaran yang disusun guru untuk membantu proses belajar mengajar sesuai capaian pembelajaran. Sedangkan Deep Learning, dalam konteks pendidikan, bukan sekadar istilah teknologi kecerdasan buatan.

Deep Learning di sini mengacu pada pendekatan pembelajaran mendalamdi mana siswa tidak hanya mengingat, tetapi memahami, menganalisis, dan mengaitkan konsep dengan realitas.

Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12 dirancang agar siswa mampu menelusuri akar sejarah dengan berpikir kritis, bukan sekadar membaca kronologi.

Misalnya, ketika mempelajari topik “Perang Dunia II dan Dampaknya bagi Indonesia,” siswa diajak menganalisis faktor politik global, dampak sosial, hingga refleksi nilai kemanusiaan yang muncul dari peristiwa tersebut.

Tujuan dan Fungsi Modul Ajar Deep Learning

Modul ini memiliki fungsi utama sebagai panduan pembelajaran berbasis proyek dan refleksi. Beberapa tujuan utamanya antara lain:

  1. Mendorong kemampuan berpikir historis (historical thinking skill).
  2. Mengembangkan kesadaran sejarah sebagai identitas bangsa.
  3. Mengintegrasikan konteks masa lalu dengan tantangan masa kini.
  4. Menumbuhkan kemampuan literasi sejarah dan digital.
  5. Membentuk karakter kritis, kolaboratif, dan empatik.

Menurut riset pendidikan yang dilakukan oleh University of Chicago (2022), model pembelajaran berbasis deep learning meningkatkan retensi pengetahuan hingga 67% lebih tinggi dibandingkan model ceramah konvensional. Ini menunjukkan pentingnya perubahan paradigma dalam pembelajaran sejarah di sekolah.

Struktur Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12

Modul ajar ini tidak dibuat asal-asalan. Struktur penyusunannya mengikuti prinsip Kurikulum Merdeka dan pendekatan ilmiah. Secara umum, struktur modul mencakup:

  • Identitas Modul: mencantumkan fase, capaian pembelajaran, dan profil pelajar Pancasila.
  • Tujuan Pembelajaran: berfokus pada kemampuan analisis dan refleksi.
  • Materi Pembelajaran: dikemas dalam bentuk narasi, sumber primer, dan multimedia.
  • Kegiatan Pembelajaran: terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
  • Asesmen: meliputi penilaian formatif, sumatif, serta penilaian diri dan teman sebaya.
  • Pengayaan dan Remedial: agar semua siswa mencapai target kompetensi.

Contoh penerapan dalam modul kelas 12, misalnya pada tema “Perkembangan Nasionalisme di Asia dan Afrika”.

Guru dapat mengarahkan siswa untuk membuat peta digital interaktif tentang tokoh-tokoh nasionalis dunia menggunakan platform seperti Google My Maps atau Canva. Dengan demikian, siswa tidak hanya membaca tetapi juga mencipta dan berkolaborasi.

Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran Sejarah

Deep Learning menuntut keterlibatan kognitif tingkat tinggi. Dalam pembelajaran sejarah, pendekatan ini diwujudkan melalui beberapa strategi:

  1. Contextual Inquiry (Penelusuran Kontekstual)
    Siswa diajak memahami sebab-akibat dari peristiwa sejarah dalam konteks sosial-politik yang relevan. Misalnya, mengaitkan perjuangan diplomasi Indonesia tahun 1949 dengan kondisi geopolitik global pasca Perang Dunia II.
  2. Project-Based Learning (PjBL)
    Siswa membuat proyek seperti “Museum Digital Sejarah Kemerdekaan” menggunakan sumber-sumber sejarah otentik. Ini memperkuat literasi digital sekaligus kemampuan interpretatif.
  3. Historical Empathy
    Siswa diajak merasakan dan memahami sudut pandang tokoh sejarah. Misalnya, bagaimana perasaan Soekarno saat memproklamasikan kemerdekaan di tengah tekanan militer Jepang dan Sekutu.
  4. Data-Driven Reflection
    Menggunakan data sejarah seperti arsip, infografis, dan statistik kolonial untuk menarik kesimpulan berbasis bukti.

Semua pendekatan ini memperkuat keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kreativitas siswa—tiga kemampuan utama dalam profil pelajar Pancasila.

Contoh Implementasi di Kelas

Bayangkan suasana kelas sejarah di SMA negeri di Yogyakarta. Guru memulai pembelajaran dengan tayangan dokumenter singkat tentang Reformasi 1998.

Siswa kemudian diminta menulis refleksi singkat tentang peran generasi muda dalam perubahan sosial. Setelah itu, mereka berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membuat timeline digital peristiwa reformasi, lalu mempresentasikannya di depan kelas.

Kegiatan ini mencakup berbagai aspek deep learning: observasi, analisis, kolaborasi, dan refleksi. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Siswa menjadi aktor utama pembelajaran, menemukan makna sejarah dari pengalaman belajar mereka sendiri.

Kelebihan Modul Ajar Deep Learning Sejarah

Dibandingkan modul ajar konvensional, model deep learning memiliki beberapa keunggulan nyata:

  • Pembelajaran lebih kontekstual dan relevan.
  • Memicu rasa ingin tahu siswa.
  • Menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
  • Mendorong penggunaan teknologi pendidikan.
  • Meningkatkan kemampuan riset dan komunikasi.

Selain itu, guru dapat menyesuaikan modul dengan kebutuhan lokal. Misalnya, sekolah di Bali dapat menambahkan konteks sejarah lokal seperti perjuangan I Gusti Ngurah Rai, sementara sekolah di Aceh bisa menyoroti perjuangan Cut Nyak Dien. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih dekat dengan identitas daerah dan nasional.

Keterkaitan dengan Kurikulum Merdeka

Modul ini sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka, yang menekankan fleksibilitas, relevansi, dan kemandirian belajar.

Dalam CP (Capaian Pembelajaran) Sejarah Fase F (Kelas 12 SMA/MA), siswa diharapkan mampu memahami dinamika perubahan sosial-politik dunia modern serta dampaknya bagi Indonesia. Dengan modul deep learning, capaian ini dapat terwujud melalui pengalaman belajar aktif, kolaboratif, dan reflektif.

Guru juga dapat memanfaatkan sumber daya digital dari Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang menyediakan referensi modul ajar, asesmen, hingga video inspiratif.

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Sejarah

Di era digital, pembelajaran sejarah tak lagi terbatas pada buku teks. Modul Ajar Deep Learning memungkinkan penggunaan berbagai teknologi seperti:

  • Google Earth untuk eksplorasi lokasi sejarah.
  • Canva dan Piktochart untuk membuat infografis peristiwa.
  • Padlet atau Miro untuk kolaborasi ide dan diskusi.
  • ChatGPT atau Perplexity untuk eksplorasi sumber referensi sejarah.

Integrasi ini tidak hanya meningkatkan engagement siswa, tapi juga menyiapkan mereka menghadapi era informasi berbasis data dan kecerdasan buatan.

Tantangan dan Solusi

Penerapan modul deep learning tentu memiliki tantangan. Beberapa guru masih terbiasa dengan metode ceramah, sementara sarana digital belum merata di semua sekolah. Namun, solusi bisa dilakukan melalui:

  1. Pelatihan guru tentang literasi digital dan pedagogi inovatif.
  2. Kolaborasi antar sekolah untuk berbagi sumber belajar.
  3. Adaptasi teknologi sederhana seperti ponsel untuk eksplorasi sejarah lokal.
  4. Penguatan dukungan kebijakan dari dinas pendidikan setempat.

Dengan semangat gotong royong dan pembelajaran sepanjang hayat, tantangan tersebut dapat diatasi secara bertahap.

Modul Ajar Deep Learning Sejarah Kelas 12 SMA/MA adalah inovasi yang menjembatani pembelajaran masa lalu dengan masa depan.

Ia bukan hanya mengajarkan siswa tentang apa yang terjadi, tetapi juga mengapa hal itu penting dan bagaimana peristiwa itu membentuk identitas bangsa hari ini.

Melalui pendekatan mendalam, reflektif, dan berbasis data, siswa tidak hanya menjadi pengingat sejarah, tetapi penafsir masa depan.

Dan di situlah letak makna sejati dari belajar sejarah: memahami perjalanan kemanusiaan agar tak mengulang kesalahan, serta menumbuhkan harapan baru bagi generasi berikutnya.

Capek download file satu-persatu?

DAPATKAN PERANGKAT AJAR LENGKAP DENGAN MUDAH!

Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya