Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka

modulmerdeka.com – Bayangkan pagi hari di sebuah kelas sambil membawa polybag, bibit sayur, dan semangat pembelajaran. Di situlah guru dan siswa kelas 9 SMP/MTs memulai perjalanan prakarya budidaya bersama modul ajar yang sudah dirancang.

Dalam artikel ini kita akan menengok bagaimana menyusun modul ajar (RPP) untuk pembelajaran prakarya budidaya di kelas 9 dengan kerangka Kurikulum Merdeka dengan pendekatan yang memanfaatkan deep learning pendidikan.

Download contoh Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Budidaya Kelas 9 SMP/MTs

Untuk mendapatkan Modul Ajar (RPP) Deep Learning Prakarya Budidaya untuk Kelas 9 SMP/MTs, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:

Apa itu Modul Ajar (RPP) dalam Kurikulum Merdeka?

Dalam Kurikulum Merdeka istilah RPP tetap digunakan namun dengan format yang lebih fleksibel. Berdasarkan referensi, modul ajar atau RPP Kurikulum Merdeka minimal memuat identitas umum, kompetensi awal, profil pelajar Pancasila, kegiatan pembelajaran, asesmen, pengayaan dan remedial.

Beberapa karakteristik utama:

  • Efisiensi: penyusunan yang lebih ringkas dan tepat sasaran.
  • Efektivitas: kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian kompetensi yang jelas.
  • Berorientasi pada siswa: siswa menjadi pusat pembelajaran, guru sebagai fasilitator.

Jadi ketika kita menyusun modul ajar untuk prakarya budidaya kelas 9, kita wajib memperhatikan bahwa bukan hanya daftar kegiatan, tapi bagaimana siswa aktif mengolah, bereksperimen, mengevaluasi hasil budidaya mereka itulah esensi deep learning dalam konteks prakarya.

Mengapa Pendekatan Deep Learning Penting dalam Prakarya Budidaya?

Deep learning di sini bukan terkait kecerdasan buatan, melainkan pembelajaran yang mendalam (deep) di mana siswa tidak hanya ‘ikut’ melakukan, tapi memahami secara mendalam: konsep budidaya, proses, tantangan, dan refleksi hasil. Berikut beberapa alasan mengapa pendekatan ini sangat relevan dalam prakarya budidaya:

  • Budidaya memerlukan proses eksperimen, kegagalan, refleksi dan perbaikan. Dengan pendekatan deep learning, siswa belajar dari “kesalahan” dan memperbaiki, bukan hanya mengikuti petunjuk.
  • Prakarya budidaya menyentuh aspek keterampilan (skills), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude) sehingga sesuai dengan kompetensi holistik Kurikulum Merdeka.
  • Dengan model pembelajaran berbasis proyek, siswa lebih tertarik, lebih bermakna, dan lebih mudah mengaitkan teori dengan praktik ini memperkuat hasil pembelajaran dan daya ingat jangka panjang.

Sebagai data ilmiah pendukung: penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) mampu meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa (student engagement) yang kemudian berdampak pada pencapaian kompetensi (lihat misalnya literatur komunikasi guru-siswa dalam pembelajaran matematika).

Struktur Modul Ajar (RPP) untuk Prakarya Budidaya Kelas 9

Mari kita uraikan struktur modul ajar yang bisa digunakan guru kelas 9 SMP/MTs untuk mata pelajaran prakarya budidaya, agar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

Informasi Umum

  • Satuan pendidikan: …
  • Kelas/semester: IX / …
  • Mata pelajaran: Prakarya Budidaya
  • Alokasi waktu: misalnya 2x pertemuan @40 menit (atau sesuai kebijakan sekolah)
  • Fase dalam Kurikulum Merdeka: Fase D (untuk SMP/MTs kelas 9)
  • Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan: Kreatif, Mandiri, Bernalar kritis, Gotong royong
  • Kompetensi awal: Siswa dapat menjelaskan konsep dasar budidaya tanaman atau hewan secara sederhana

Komponen Inti

  1. Tujuan Pembelajaran
    Contoh: Setelah pembelajaran, siswa mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi budidaya tanaman sayuran secara kelompok, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, efisiensi, dan dokumentasi hasil.
  2. Pemahaman Bermakna
    Guru menyampaikan “Mengapa kita budidaya?”, “Apa manfaatnya?”, “Bagaimana hubungan dengan lingkungan dan kemandirian?”. Dengan pertanyaan tematik yang memancing rasa ingin tahu.
  3. Pertanyaan Tematik
    “Bagaimana jika tanaman yang kita budidaya tidak tumbuh setelah dua minggu? Apa yang bisa kita perbaiki?”
  4. Kegiatan Pembelajaran
    • Pendahuluan: motivasi, apersepsi, pengaktifan pengalaman sebelumnya (misal: siswa pernah menanam rumput di rumah)
    • Inti: eksperimen kelompok budidaya menyiapkan media tanam, bibit, pemeliharaan, pencatatan pertumbuhan
    • Penutup: refleksi kelompok, presentasi hasil, rencana perbaikan
  5. Asesmen
    • Penilaian sikap: kerja sama kelompok, kemandirian dalam merawat budidaya
    • Penilaian pengetahuan: kuis singkat konsep budidaya, evaluasi jurnal pertumbuhan
    • Penilaian keterampilan: kemampuan siswa merancang dan memelihara media tanam, dokumentasi hasil
  6. Pengayaan & Remedial
    • Pengayaan: apabila kelompok telah berhasil, bisa ditambah tantangan budidaya hidroponik atau budidaya dengan daur ulang
    • Remedial: kelompok yang belum memperoleh hasil bisa diberi bimbingan tambahan, diskusi persoalan dan uji coba ulang

Lampiran seperti lembar kerja siswa, bahan bacaan, glosarium budidaya sangat disarankan.

Langkah Praktis untuk Guru: Mengimplementasikan Modul Ajar

Sekarang, mari dalam bentuk story telling ringan kita bayangkan seorang guru Bapak Arif yang mempersiapkan modul ajar prakarya budidaya untuk kelas 9.

Pada minggu pertama, Bapak Arif membuka kelas dengan cerita: “Teman-teman, bayangkan kita sedang membuka usaha kecil sayur organik di sekolah. Kita mulai dari media tanam sekecil pot bekas.” Siswa langsung tertarik, mereka mulai menulis harapan dan target pertumbuhan. Ini adalah langkah pemahaman bermakna.

Kemudian, siswa dibagi kelompok 4 orang. Mereka memilih jenis sayur misalnya selada atau kangkung. Media tanam disediakan: polybag berisi campuran tanah dan kompos.

Guru memfasilitasi, menunjukkan bagaimana mengukur pH tanah, bagaimana menjaga cahaya, bagaimana memberi air. Di sini terjadi proses “deep learning”: siswa aktif bereksperimen, mengamati, mencatat data pertumbuhan tiap hari.

Sementara itu, guru menyiapkan lembar kerja siswa yang berisi kolom: tanggal, tinggi tanaman (cm), warna daun, apakah muncul hama, apa tindakan yang dilakukan. Jurnal harian ini membantu siswa untuk berpikir kritis tentang variabel dalam budidaya.

Pada pertemuan berikutnya, setiap kelompok presentasi hasil sementara: “Kelompok A, tanaman kami tumbuh 5 cm dalam 1 minggu, tapi muncul kutu putih, kami semprot air sabun ringan, besok akan kami tambahi pupuk organik cair.” Guru memfasilitasi diskusi: “Apakah tindakan itu sudah tepat? Apa alternatifnya?” Siswa semakin mendalami proses.

Kemudian penilaian dilakukan: guru mengecek jurnal, observasi kegiatan kelompok, dan memberi kuis konsep budidaya misalnya “Mengapa kompos penting untuk tanaman sayur?”.

Pengayaan dilakukan bagi kelompok cepat: mereka ditugaskan mencari varietas sayur lokal dan merancang budidaya vertikal. Remedial untuk yang belum sukses: guru memberikan sesi tanya-jawab dan bimbingan tambahan.

Dengan demikian proses modul ajar berjalan: identitas jelas, tujuan pembelajaran spesifik, kegiatan bermakna, asesmen komprehensif, pengayaan & remedial terencana.

Kiat dan Tantangan dalam Implementasi

Kiat sukses:

  • Libatkan siswa sejak awal dalam perencanaan budidaya: mereka lebih merasa memiliki tanggung jawab.
  • Catat data secara rutin untuk menciptakan “narasi pertumbuhan” yang bisa dipresentasikan.
  • Gunakan alat sederhana yang ada di sekolah/rumah agar kegiatan tetap feasible.
  • Hubungkan budidaya dengan isu lingkungan atau kewirausahaan sederhana (misalnya hasil sayur bisa dijual di kantin sekolah atau sebagai donasi ke kantin peduli).
  • Dokumentasikan proses dengan foto atau video. Siswa kemudian bisa membuat laporan atau vlog singkat ini menambah dimensi literasi media.

Tantangan yang mungkin muncul:

  • Sarana/prasarana terbatas. Beberapa sekolah mungkin kekurangan polybag, bibit, media tanam. Solusinya guru bisa mengajak donasi ringan atau kolaborasi dengan sekolah lain.
  • Waktu pembelajaran yang padat. Budidaya memerlukan waktu pemeliharaan guru bisa menugaskan siswa untuk tugas rumah atau klub budidaya setelah jam sekolah.
  • Perbedaan kemampuan siswa. Beberapa mungkin cepat mengerti, beberapa lambat. Modul ajar harus fleksibel dengan pengayaan dan remedial terstruktur.
  • Pengamatan dan dokumentasi yang kurang. Guru harus memotivasi siswa agar konsisten mencatat data tanpa data, analisis hasil budidaya akan lemah.

Manfaat Jangka Panjang untuk Siswa dan Sekolah

Ketika modul ajar prakarya budidaya kelas 9 dijalankan dengan baik, manfaatnya meliputi:

  • Siswa mengembangkan sikap kreatif, tanggung jawab, dan kerja sama kelompok selaras dengan profil pelajar Pancasila.
  • Pembelajaran menjadi lebih relevan dan kontekstual: tidak hanya teori, tetapi praktik nyata yang bisa dirasakan.
  • Sekolah bisa memanfaatkan hasil budidaya sebagai bagian dari program kewirausahaan sekolah atau kegiatan lingkungan hidup.
  • Guru memperoleh pengalaman merancang dan mengelola proyek pembelajaran yang berdampak, yang bisa menjadi portofolio profesional.
  • Website seperti modulmerdeka.com dapat menjadi pusat sumber bagi guru-guru lain yang ingin mengadaptasi modul serupa, sehingga memperkuat komunitas pembelajaran.

Menyusun modul ajar (RPP) untuk pembelajaran prakarya budidaya kelas 9 SMP/MTs dalam kerangka Kurikulum Merdeka bukanlah tugas yang memberatkan bila dilakukan dengan pola yang sistematis: identitas jelas, tujuan pembelajaran konkret, kegiatan bermakna yang mengarah ke deep learning, asesmen komprehensif, dan pengayaan/remedial.

Dengan pendekatan yang ceria dan cerita yang memotivasi siswa, proses pembelajaran menjadi hidup bukannya hanya “mengisi waktu” tetapi benar-benar menumbuhkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap.

Website seperti modulmerdeka.com dapat menjadi referensi utama guru-guru yang mencari modul ajar siap pakai atau inspirasi. Jangan lupa untuk selalu memberikan internal link ke panduan umum modul ajar, koleksi RPP Kurikulum Merdeka, dan materi pendukung pembelajaran berbasis proyek.

Selamat menyusun modul ajar! Semoga kelas prakarya budidaya Anda menjadi salah satu yang paling aktif, kreatif, dan bermakna di sekolah.

Capek download file satu-persatu?

DAPATKAN PERANGKAT AJAR LENGKAP DENGAN MUDAH!

Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya