
modulmerdeka.com – Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang paling sering terjadi di wilayah yang berada di sepanjang jalur lempeng tektonik, termasuk Indonesia. Di balik kejadian gempa yang mengguncang permukaan bumi, terdapat berbagai jenis dan karakteristik gempa yang dapat dikaji lebih dalam.
Salah satu di antaranya adalah gempa bumi dalam. Jenis gempa ini tidak hanya berbeda dalam hal kedalamannya, tetapi juga dalam dampak dan penyebab terjadinya.
Artikel ini akan membahas secara menyeluruh mengenai gempa bumi dalam, agar dapat menjadi sumber belajar yang berguna bagi siswa dan guru dalam konteks pembelajaran di sekolah.
Gempa bumi dalam adalah gempa yang pusat hiposentrumnya berada di kedalaman lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan bumi.
Jika dibandingkan dengan gempa bumi dangkal (hiposentrum < 60 km) dan gempa bumi menengah (hiposentrum antara 60–300 km), gempa jenis ini terjadi jauh di bawah kerak bumi, tepatnya di bagian mantel atas.
Karena kedalamannya yang ekstrem, getaran gempa bumi dalam biasanya lebih tersebar dan tidak terasa terlalu kuat di permukaan.
Namun, wilayah yang luas bisa terkena dampaknya karena gelombang seismik menjalar dalam jangkauan yang panjang.
Gempa bumi dalam umumnya terjadi akibat aktivitas subduksi, yaitu proses ketika satu lempeng bumi menyusup ke bawah lempeng lainnya.
Di zona subduksi ini, lempeng yang menyusup perlahan-lahan menekan dan akhirnya pecah akibat tekanan dan suhu tinggi di kedalaman.
Proses ini menghasilkan pelepasan energi yang sangat besar dalam bentuk gelombang seismik. Meskipun terjadi jauh di dalam bumi, energi ini tetap bisa menjalar hingga ke permukaan dan memicu getaran.
Sebagai contoh, wilayah seperti Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik sering mengalami gempa bumi dalam akibat interaksi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Gempa bumi dalam memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis gempa lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:
Untuk memahami lebih lanjut, penting untuk membedakan gempa bumi dalam dengan gempa bumi dangkal:
Aspek | Gempa Bumi Dalam | Gempa Bumi Dangkal |
---|---|---|
Kedalaman | > 300 km | < 60 km |
Getaran | Ringan tapi luas | Kuat dan terbatas |
Potensi Kerusakan | Kecil | Besar |
Sumber Energi | Mantel atas | Kerak bumi |
Contoh Wilayah | Zona subduksi dalam | Sepanjang patahan aktif |
Meskipun tergolong tidak terlalu merusak, gempa bumi dalam tetap memiliki dampak yang perlu diperhatikan, khususnya jika berkekuatan besar. Beberapa dampaknya adalah:
Indonesia telah mengalami berbagai gempa bumi dalam sepanjang sejarahnya. Salah satu contoh adalah gempa bumi di Laut Banda pada tahun 1963 yang terjadi di kedalaman lebih dari 500 km.
Meskipun tidak menimbulkan kerusakan besar, getaran dirasakan hingga ke berbagai pulau, termasuk Sulawesi dan Maluku.
Kasus lain terjadi pada tahun 2012 di wilayah Sumatra Utara. Gempa tersebut terjadi di kedalaman sekitar 600 km dan dirasakan hingga ke Singapura dan Thailand. Ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan getaran dari gempa bumi dalam.
Mitigasi bencana tetap penting meskipun gempa bumi dalam tidak terlalu merusak. Langkah-langkah mitigasi tersebut antara lain:
Dalam ilmu geofisika dan geologi, gempa bumi dalam sangat penting untuk memahami struktur dalam bumi. Dengan menganalisis gelombang seismik yang ditimbulkannya, para ilmuwan bisa mendapatkan informasi tentang lapisan-lapisan dalam bumi seperti mantel atas, zona transisi, hingga inti luar.
Selain itu, gempa bumi dalam juga memberikan data berharga untuk memperbarui peta risiko gempa nasional dan mendukung perencanaan tata ruang yang lebih aman di daerah rawan gempa.
Gempa bumi dalam adalah salah satu jenis gempa yang unik karena terjadi jauh di bawah permukaan bumi, namun tetap memberikan pengaruh yang nyata bagi kehidupan manusia.
Meskipun dampaknya tidak seberat gempa dangkal, pemahaman tentang karakteristik dan cara menghadapinya sangat penting dalam konteks pendidikan kebencanaan.
Melalui pembelajaran yang menyeluruh tentang gempa bumi dalam, siswa dapat memahami bahwa setiap peristiwa alam memiliki peran dalam dinamika bumi.
Selain itu, pengetahuan ini juga menjadi bagian dari upaya untuk membentuk masyarakat yang tanggap, sadar risiko, dan siap menghadapi bencana secara bijaksana.
Artikel ini diharapkan menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi guru dan peserta didik dalam mendalami materi geografi maupun ilmu kebumian dalam Kurikulum Merdeka.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com