Seisme (Gempa Bumi): Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Dampaknya dalam Ilmu Geofisika

modulmerdeka.com – Seisme atau gempa bumi merupakan fenomena alam yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah bumi. Peristiwa ini seringkali menimbulkan dampak besar, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga korban jiwa.

Dalam ranah ilmu geofisika, seisme dipelajari secara mendalam guna memahami mekanisme terjadinya serta cara meminimalkan risikonya terhadap kehidupan manusia.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang seisme, mencakup pengertian, jenis, penyebab, proses terjadinya, hingga dampak yang ditimbulkannya.

Pengertian Seisme (Gempa Bumi)

Seisme berasal dari kata “seismos” dalam bahasa Yunani yang berarti goncangan. Dalam istilah ilmiah, seisme adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam kerak bumi.

Energi ini berasal dari berbagai sumber, terutama aktivitas tektonik yang menyebabkan pergeseran lempeng-lempeng bumi.

Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dan di berbagai lokasi di permukaan bumi, namun paling sering terjadi di wilayah yang berada di jalur cincin api Pasifik (ring of fire).

Jenis-Jenis Gempa Bumi

Secara umum, gempa bumi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan penyebab dan kedalamannya.

1. Berdasarkan Penyebabnya

a. Gempa Tektonik

Gempa jenis ini terjadi akibat aktivitas pergeseran lempeng tektonik. Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang paling sering terjadi dan umumnya memiliki kekuatan besar.

Contohnya adalah gempa yang terjadi di wilayah Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

b. Gempa Vulkanik

Terjadi akibat aktivitas vulkanik, seperti letusan gunung berapi. Gempa ini biasanya bersifat lokal dan terjadi sebelum atau selama letusan gunung api.

c. Gempa Runtuhan (Terban)

Jenis gempa ini diakibatkan oleh runtuhnya gua atau rongga bawah tanah. Umumnya berskala kecil dan tidak menyebabkan kerusakan besar.

d. Gempa Buatan (Induced Earthquake):

Merupakan gempa yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti peledakan tambang, pengeboran sumur dalam, atau ledakan nuklir bawah tanah.

2. Berdasarkan Kedalamannya

a. Gempa Dangkal

Berasal dari kedalaman kurang dari 60 km di bawah permukaan bumi. Gempa ini biasanya paling merusak karena jaraknya yang dekat dengan permukaan.

b. Gempa Menengah

Terjadi pada kedalaman 60–300 km. Meskipun tidak sedestruktif gempa dangkal, gempa ini tetap dapat menyebabkan kerusakan signifikan.

c. Gempa Dalam

Berasal dari kedalaman lebih dari 300 km. Dampaknya di permukaan biasanya kecil, tetapi bisa terasa pada wilayah yang luas.

Proses Terjadinya Gempa Bumi

Proses terjadinya gempa bumi melibatkan pelepasan energi yang sebelumnya tersimpan dalam kerak bumi akibat pergeseran lempeng.

Ketika tekanan antar lempeng mencapai titik maksimum, batuan yang berada pada zona patahan tidak mampu lagi menahan tegangan.

Akibatnya, terjadi pelepasan energi secara tiba-tiba yang merambat dalam bentuk gelombang seismik. Gelombang ini yang kemudian dirasakan sebagai getaran di permukaan bumi.

Gempa bumi memiliki pusat yang disebut hiposenter (pusat gempa di dalam bumi) dan episenter (titik di permukaan bumi tepat di atas hiposenter). Semakin dekat suatu tempat dengan episenter, semakin kuat getaran yang dirasakan.

Penyebab Gempa Bumi

Beberapa faktor penyebab gempa bumi antara lain:

  1. Aktivitas Tektonik:
    Ini merupakan penyebab utama gempa bumi, terjadi karena pergeseran atau tumbukan antar lempeng bumi.
  2. Aktivitas Vulkanik:
    Tekanan dari magma yang ingin keluar ke permukaan dapat memicu getaran atau ledakan yang menyebabkan gempa.
  3. Kegiatan Manusia:
    Pengeboran minyak, pembangunan bendungan besar, atau peledakan bahan peledak dalam jumlah besar juga dapat memicu gempa kecil.
  4. Runtuhan Batuan:
    Terutama di wilayah karst atau daerah dengan banyak gua bawah tanah, runtuhan dapat menyebabkan gempa berskala kecil.

Dampak Gempa Bumi

Gempa bumi dapat menimbulkan berbagai dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut beberapa dampaknya:

  1. Kerusakan Infrastruktur:
    Getaran kuat dapat merobohkan bangunan, merusak jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya.
  2. Korban Jiwa dan Cedera:
    Banyak gempa bumi yang menyebabkan hilangnya nyawa dan luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan atau bencana ikutan lainnya.
  3. Bencana Ikutan:
    Gempa bumi dapat memicu bencana lain seperti tsunami, tanah longsor, dan kebakaran.
  4. Dampak Sosial dan Ekonomi:
    Pemulihan pasca gempa seringkali membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama. Selain itu, masyarakat bisa kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, dan fasilitas pendidikan.
  5. Perubahan Lanskap:
    Gempa bumi yang kuat dapat mengubah kontur permukaan bumi, seperti membentuk patahan baru atau menyebabkan tanah naik atau turun.

Upaya Mitigasi Gempa Bumi

Menghadapi risiko gempa bumi, langkah mitigasi menjadi sangat penting untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. Upaya mitigasi meliputi:

  1. Pendidikan dan Sosialisasi:
    Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah gempa.
  2. Perencanaan Tata Ruang:
    Pembangunan gedung dan infrastruktur sebaiknya mempertimbangkan peta kerawanan gempa bumi.
  3. Bangunan Tahan Gempa:
    Desain arsitektur yang sesuai dengan standar tahan gempa sangat penting, terutama di daerah rawan gempa.
  4. Sistem Peringatan Dini:
    Teknologi sensor gempa dan sistem peringatan dini dapat memberikan waktu bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri sebelum getaran utama terjadi.
  5. Pelatihan dan Simulasi:
    Latihan evakuasi rutin di sekolah, kantor, dan tempat umum dapat membantu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

Peran Ilmu Pengetahuan dalam Studi Seisme

Ilmu geofisika memainkan peran sentral dalam memahami fenomena seisme. Dengan memanfaatkan instrumen seperti seismograf, para ilmuwan dapat mendeteksi, mengukur, dan menganalisis gempa bumi. Data yang diperoleh membantu dalam:

  • Menentukan kekuatan gempa (skala magnitudo)
  • Mengetahui lokasi pusat gempa
  • Mengidentifikasi potensi tsunami
  • Mengembangkan model prediksi dan peta risiko

Studi tentang seisme juga membantu pengambil kebijakan dalam menetapkan aturan pembangunan dan perlindungan terhadap masyarakat di daerah rawan bencana.

Seisme (gempa bumi) adalah fenomena alam yang kompleks dan menantang untuk diprediksi secara tepat.

Namun, dengan pemahaman yang terus berkembang melalui ilmu geofisika serta kesiapsiagaan masyarakat, dampak buruk dari gempa bumi dapat diminimalkan.

Edukasi, teknologi, dan kebijakan yang terintegrasi merupakan kunci dalam menciptakan masyarakat tangguh terhadap bencana.

Bagi negara seperti Indonesia yang berada di kawasan rawan gempa, pemahaman tentang seisme sangat penting untuk dimasukkan dalam kurikulum pendidikan demi membangun generasi yang siap menghadapi tantangan alam.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya