Gempa Bumi Runtuhan (Terban): Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya dalam Kajian Geologi

modulmerdeka.com – Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan dampak besar terhadap lingkungan, manusia, serta infrastruktur.

Secara umum, gempa bumi dibedakan berdasarkan penyebabnya, salah satunya adalah gempa bumi runtuhan, yang dalam istilah lain disebut juga sebagai gempa bumi terban.

Meskipun jenis ini tidak sebesar gempa tektonik atau vulkanik, keberadaannya tetap penting dipahami terutama dalam konteks pembelajaran geologi dan mitigasi bencana.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang gempa bumi runtuhan (terban), mulai dari pengertiannya, penyebab utama, karakteristik, dampak yang ditimbulkan, hingga relevansinya dalam pendidikan dan kebijakan mitigasi bencana.

Pengertian Gempa Bumi Runtuhan (Terban)

Gempa bumi runtuhan adalah jenis gempa bumi yang terjadi akibat adanya runtuhan massa tanah atau batuan di dalam atau di atas permukaan bumi.

Umumnya, gempa ini memiliki kekuatan yang kecil dan terjadi di daerah pegunungan kapur, daerah tambang bawah tanah, atau wilayah dengan struktur tanah yang mudah longsor.

Gempa ini disebut “terban” karena mekanisme utamanya adalah runtuhnya bagian tanah atau batuan akibat gravitasi atau perubahan kondisi geologis yang menyebabkan ketidakseimbangan massa.

Berbeda dengan gempa tektonik yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi, gempa runtuhan lebih bersifat lokal dan tidak menjalar ke wilayah yang lebih luas.

Penyebab Gempa Bumi Runtuhan

Terdapat beberapa penyebab utama yang bisa memicu terjadinya gempa runtuhan:

  1. Aktivitas Pelapukan dan Erosi
    Pelapukan batuan akibat faktor alam seperti air, angin, atau suhu dapat menyebabkan struktur tanah menjadi rapuh. Jika terjadi akumulasi kelemahan struktural, bagian dari permukaan bumi bisa runtuh dan memicu getaran.
  2. Aktivitas Penambangan
    Tambang bawah tanah atau pertambangan terbuka yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menciptakan rongga besar dalam tanah. Ketika rongga ini tidak mampu lagi menopang beban di atasnya, terjadilah runtuhan yang bisa memicu gempa kecil.
  3. Perubahan Curah Hujan Ekstrem
    Curah hujan yang sangat tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi jenuh air. Tekanan air pori meningkat dan menyebabkan ketidakstabilan lereng, sehingga tanah atau batuan bisa longsor dan menimbulkan getaran.
  4. Gempa Susulan dari Aktivitas Seismik Lain
    Pada beberapa kasus, gempa runtuhan dapat dipicu oleh gempa tektonik yang lebih besar sebelumnya. Guncangan besar bisa melemahkan lereng-lereng bukit, dan beberapa saat kemudian, terjadilah runtuhan yang menghasilkan gempa baru dengan intensitas kecil.

Karakteristik Gempa Bumi Runtuhan

Gempa runtuhan memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis gempa lain:

  • Skala Magnitudo Kecil
    Umumnya berada di bawah 4 skala Richter, sehingga jarang menyebabkan kerusakan besar.
  • Bersifat Lokal
    Getaran hanya dirasakan pada area yang sangat dekat dengan lokasi runtuhan.
  • Durasi Singkat
    Gempa ini hanya berlangsung beberapa detik.
  • Tidak Menimbulkan Gelombang Seismik Besar
    Karena energi yang dilepaskan terbatas, maka tidak menghasilkan gelombang gempa yang meluas.

Dampak Gempa Bumi Runtuhan

Meski berskala kecil, gempa runtuhan tetap memiliki potensi dampak yang signifikan, terutama jika terjadi di wilayah padat penduduk atau kawasan industri.

  1. Kerusakan Infrastruktur Lokal
    Bangunan yang berada di sekitar lokasi runtuhan dapat mengalami keretakan atau bahkan roboh, tergantung pada kedalaman dan volume material yang runtuh.
  2. Gangguan Transportasi
    Jalan dan jalur rel kereta yang berada di lereng rentan tertutup material longsoran atau runtuhan, yang dapat mengganggu mobilitas masyarakat.
  3. Risiko Korban Jiwa
    Meski jarang, tetap ada risiko korban jika runtuhan terjadi di area aktivitas manusia, seperti tambang atau kawasan wisata alam.
  4. Kerusakan Lingkungan
    Runtuhan tanah atau batuan dapat merusak vegetasi dan mengganggu ekosistem setempat, terutama di daerah pegunungan dan hutan.

Contoh Kasus Gempa Runtuhan di Indonesia

Indonesia sebagai negara dengan topografi pegunungan dan aktivitas tambang yang tinggi cukup rentan mengalami gempa jenis ini.

Salah satu contohnya adalah kejadian di daerah pegunungan kapur Gunung Sewu, Yogyakarta, di mana sering terjadi runtuhan lokal akibat pelapukan batu gamping yang intensif.

Meskipun tidak dilaporkan menimbulkan kerusakan besar, peristiwa seperti ini menjadi perhatian para ahli geologi dalam menilai stabilitas lereng.

Contoh lainnya adalah kejadian runtuhan di bekas tambang batu kapur di Jawa Barat, yang menyebabkan getaran kecil dan retakan tanah di sekitarnya.

Peran Pendidikan dalam Mitigasi Gempa Runtuhan

Pemahaman mengenai gempa bumi runtuhan sangat penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, terutama pada mata pelajaran geografi dan ilmu bumi. Tujuan utama dari pengenalan konsep ini adalah untuk membekali peserta didik dengan:

  • Pengetahuan tentang jenis-jenis gempa
  • Pemahaman akan risiko geologis di lingkungan sekitar
  • Kesadaran terhadap pentingnya tata kelola lingkungan dan pertambangan
  • Kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana lokal

Materi ini juga mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran kontekstual berbasis lingkungan lokal.

Upaya Mitigasi dan Pencegahan

Untuk mengurangi risiko dari gempa runtuhan, berikut beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan:

  1. Pemantauan Lereng dan Kawasan Rawan Longsor
    Penggunaan teknologi pemantauan seperti sensor pergerakan tanah bisa membantu deteksi dini potensi runtuhan.
  2. Reklamasi dan Rekayasa Tambang
    Setelah aktivitas pertambangan, penting dilakukan penataan ulang lanskap dan penutupan lubang-lubang bekas tambang agar tidak menjadi pemicu runtuhan.
  3. Edukasi Masyarakat
    Sosialisasi tentang potensi bahaya runtuhan kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bisa meningkatkan kesiapsiagaan.
  4. Perencanaan Tata Ruang
    Pembangunan harus mempertimbangkan peta geologi dan kerawanan tanah, agar tidak berdiri di atas zona berisiko tinggi.
  5. Reboisasi Lereng
    Penanaman pohon di lereng pegunungan dapat memperkuat struktur tanah dan mengurangi potensi longsor.

Gempa bumi runtuhan (terban) merupakan salah satu bentuk aktivitas geologis yang meskipun skalanya kecil, tetap memiliki dampak yang perlu diwaspadai.

Pemahaman mendalam tentang jenis gempa ini penting tidak hanya bagi para ilmuwan dan pemangku kebijakan, tetapi juga bagi masyarakat dan peserta didik di semua jenjang pendidikan.

Melalui pendidikan yang kontekstual dan berbasis sains, diharapkan kesadaran terhadap risiko geologis semakin meningkat, sehingga langkah mitigasi dan adaptasi dapat dilakukan dengan lebih baik.


Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Jelajahi Artikel Lainnya