
modulmerdeka.com – Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan dampak besar terhadap lingkungan, manusia, serta infrastruktur.
Secara umum, gempa bumi dibedakan berdasarkan penyebabnya, salah satunya adalah gempa bumi runtuhan, yang dalam istilah lain disebut juga sebagai gempa bumi terban.
Meskipun jenis ini tidak sebesar gempa tektonik atau vulkanik, keberadaannya tetap penting dipahami terutama dalam konteks pembelajaran geologi dan mitigasi bencana.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang gempa bumi runtuhan (terban), mulai dari pengertiannya, penyebab utama, karakteristik, dampak yang ditimbulkan, hingga relevansinya dalam pendidikan dan kebijakan mitigasi bencana.
Gempa bumi runtuhan adalah jenis gempa bumi yang terjadi akibat adanya runtuhan massa tanah atau batuan di dalam atau di atas permukaan bumi.
Umumnya, gempa ini memiliki kekuatan yang kecil dan terjadi di daerah pegunungan kapur, daerah tambang bawah tanah, atau wilayah dengan struktur tanah yang mudah longsor.
Gempa ini disebut “terban” karena mekanisme utamanya adalah runtuhnya bagian tanah atau batuan akibat gravitasi atau perubahan kondisi geologis yang menyebabkan ketidakseimbangan massa.
Berbeda dengan gempa tektonik yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi, gempa runtuhan lebih bersifat lokal dan tidak menjalar ke wilayah yang lebih luas.
Terdapat beberapa penyebab utama yang bisa memicu terjadinya gempa runtuhan:
Gempa runtuhan memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis gempa lain:
Meski berskala kecil, gempa runtuhan tetap memiliki potensi dampak yang signifikan, terutama jika terjadi di wilayah padat penduduk atau kawasan industri.
Indonesia sebagai negara dengan topografi pegunungan dan aktivitas tambang yang tinggi cukup rentan mengalami gempa jenis ini.
Salah satu contohnya adalah kejadian di daerah pegunungan kapur Gunung Sewu, Yogyakarta, di mana sering terjadi runtuhan lokal akibat pelapukan batu gamping yang intensif.
Meskipun tidak dilaporkan menimbulkan kerusakan besar, peristiwa seperti ini menjadi perhatian para ahli geologi dalam menilai stabilitas lereng.
Contoh lainnya adalah kejadian runtuhan di bekas tambang batu kapur di Jawa Barat, yang menyebabkan getaran kecil dan retakan tanah di sekitarnya.
Pemahaman mengenai gempa bumi runtuhan sangat penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, terutama pada mata pelajaran geografi dan ilmu bumi. Tujuan utama dari pengenalan konsep ini adalah untuk membekali peserta didik dengan:
Materi ini juga mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran kontekstual berbasis lingkungan lokal.
Untuk mengurangi risiko dari gempa runtuhan, berikut beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan:
Gempa bumi runtuhan (terban) merupakan salah satu bentuk aktivitas geologis yang meskipun skalanya kecil, tetap memiliki dampak yang perlu diwaspadai.
Pemahaman mendalam tentang jenis gempa ini penting tidak hanya bagi para ilmuwan dan pemangku kebijakan, tetapi juga bagi masyarakat dan peserta didik di semua jenjang pendidikan.
Melalui pendidikan yang kontekstual dan berbasis sains, diharapkan kesadaran terhadap risiko geologis semakin meningkat, sehingga langkah mitigasi dan adaptasi dapat dilakukan dengan lebih baik.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com