modulmerdeka.com – Modul ajar menjadi alat penting dalam dunia pendidikan, khususnya dalam Kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna.
Salah satu pendekatan inovatif yang kini mulai diterapkan adalah deep learning, yaitu pembelajaran mendalam yang tidak sekadar menyentuh permukaan pengetahuan, melainkan membantu peserta didik memahami makna dan keterkaitannya dengan dunia nyata.
Dalam konteks Seni Tari di kelas 1 SD, pendekatan ini membuka ruang bagi siswa untuk lebih terlibat secara aktif, kreatif, dan reflektif.
Deep learning di pendidikan dasar bukanlah teknologi kecerdasan buatan, melainkan pendekatan pedagogis yang berfokus pada pembelajaran bermakna.
Siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga mampu menganalisis, mengaitkan, dan mengaplikasikan pengetahuan.
Dalam mata pelajaran seni tari, ini bisa diterjemahkan sebagai kemampuan siswa memahami nilai gerakan, makna budaya, hingga menciptakan ekspresi pribadi dalam tarian.
Seni tari bukan sekadar soal teknik gerak. Di balik setiap tarian, ada cerita, makna simbolis, dan nilai budaya yang bisa dieksplorasi.
Deep learning memungkinkan siswa untuk menafsirkan, mengeksplorasi, bahkan menciptakan ulang makna tari dalam konteks kehidupan mereka.
Proses ini melibatkan diskusi, observasi, eksplorasi gerak, hingga refleksi bersama.
Kompetensi dasar seni tari untuk kelas 1 SD dalam Kurikulum Merdeka mencakup pemahaman dasar tentang gerak tubuh, ritme, dan pengenalan terhadap tari tradisional.
Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan motorik kasar, mengenalkan nilai budaya lokal, serta menumbuhkan rasa percaya diri melalui ekspresi tubuh.
Seni tari menjadi sarana penguatan karakter siswa, seperti disiplin, kerja sama, keberanian, dan penghargaan terhadap budaya sendiri.
Anak-anak diajak untuk menyukai dan menghormati warisan budaya sejak dini, membentuk jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Modul ajar yang efektif memuat tujuan pembelajaran yang jelas, aktivitas yang bervariasi, serta asesmen yang otentik.
Tujuan pembelajaran harus spesifik, terukur, dan relevan dengan dunia anak. Aktivitas sebaiknya melibatkan siswa secara aktif melalui permainan tari, eksplorasi gerak, atau membuat gerakan baru. Penilaian bisa dilakukan melalui observasi langsung, rekaman video, atau jurnal refleksi.
Modul yang baik mendukung terbentuknya pelajar berkarakter Pancasila. Dalam pembelajaran seni tari, nilai-nilai seperti gotong royong, kebhinekaan, dan kemandirian dapat dimunculkan secara alami melalui aktivitas kelompok, diskusi budaya, hingga refleksi makna tari.
Setiap siswa memiliki gaya belajar berbeda. Modul deep learning memungkinkan guru melakukan diferensiasi pembelajaran: menyediakan pilihan gerakan, mendesain aktivitas kelompok sesuai kebutuhan siswa, dan memberikan ruang eksplorasi pribadi.
Guru juga bisa menggunakan media interaktif seperti video tari, boneka, atau musik tradisional.
Salah satu strategi utama dalam deep learning adalah project-based learning. Misalnya, siswa diminta menciptakan pertunjukan mini tari bertema lingkungan.
Setelah itu, mereka merefleksikan prosesnya: apa yang mereka pelajari, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana perasaan mereka saat menari.
Tema ini mengenalkan anak pada gerak dasar seperti melangkah, mengayun tangan, atau berputar yang terinspirasi dari tari-tarian daerah.
Guru bisa memilih tari tradisional seperti Tari Cublak-Cublak Suweng atau Tari Yamko Rambe Yamko untuk memperkaya wawasan siswa.
Aktivitas dimulai dari menonton video tari, diskusi makna, menirukan gerakan secara berpasangan, lalu berkreasi membuat gerakan sendiri.
Penilaian dilakukan melalui rubrik sederhana yang menilai keberanian, ekspresi, dan koordinasi gerakan.
Kurikulum Merdeka menekankan keterpaduan tema. Guru bisa mengaitkan tema tari dengan pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya membuat cerita pendek tentang pahlawan daerah yang digerakkan melalui tari.
Seni tari membuka ruang untuk pembelajaran kolaboratif. Siswa belajar menghargai peran teman, mengatur ritme kelompok, dan menyelesaikan tantangan secara bersama. Hal ini memperkuat nilai gotong royong dan saling menghargai.
Tantangan umum antara lain keterbatasan pengetahuan guru tentang deep learning, kurangnya sarana audio visual, serta waktu pembelajaran yang terbatas. Banyak guru masih mengandalkan metode tradisional.
Pelatihan berkelanjutan sangat penting. Sekolah juga perlu menyediakan ruang ekspresi, seperti panggung kecil atau peralatan musik tradisional sederhana. Kolaborasi antar guru bisa menjadi solusi inovatif dalam menyusun dan mengevaluasi modul.
Penilaian otentik meliputi observasi langsung, rekaman aktivitas, dan umpan balik dari siswa. Guru sebaiknya tidak hanya menilai hasil akhir, tapi juga proses belajar siswa.
Guru perlu memberikan umpan balik yang membangun, seperti memuji usaha anak, membimbing gerakan yang kurang tepat, dan menyemangati siswa untuk mencoba ulang dengan lebih percaya diri.
Untuk mendapatkan Modul Ajar Seni Tari untuk Kelas 1 SD Deep Learning, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
1. Koordinasi Gerak
4 MB
2. Ruang Gerak dalam Tari
3 MB
3. Waktu dalam Gerak Tari
3 MB
4. Tenaga dalam Gerak Tari
3 MB
Modul Ajar Deep Learning Seni Tari Kelas 1 SD adalah sarana penting dalam mendukung pembelajaran yang aktif, bermakna, dan berakar pada budaya bangsa.
Dengan pendekatan ini, guru bisa membantu siswa tidak hanya menari, tetapi juga memahami makna di balik gerakan, memperkuat karakter, serta meningkatkan kepercayaan diri.
Disarankan agar guru terus belajar dan berkolaborasi dalam menyusun modul yang kontekstual dan inspiratif.
Apa perbedaan modul ajar biasa dengan deep learning?
Modul ajar biasa cenderung fokus pada hafalan dan latihan gerakan, sedangkan deep learning mendorong pemahaman, eksplorasi, dan refleksi.
Bagaimana cara menyesuaikan modul dengan karakter siswa kelas 1 SD?
Gunakan pendekatan visual dan kinestetik, sediakan waktu bermain, serta gunakan media yang sesuai usia seperti lagu anak atau boneka.
Apakah setiap guru bisa menerapkan deep learning?
Ya, asal guru mendapatkan pelatihan dan dukungan, serta bersedia mencoba pendekatan baru yang lebih aktif dan reflektif.
Seberapa penting unsur budaya dalam pembelajaran seni tari?
Sangat penting. Unsur budaya memperkaya makna pembelajaran dan memperkuat identitas siswa sejak dini.
Apa contoh aktivitas yang bisa diterapkan di kelas?
Menonton video tari daerah, menirukan gerakan, membuat cerita dari gerakan, dan pertunjukan mini antar kelompok.
Apakah modul ini bisa digunakan untuk siswa inklusi?
Bisa. Dengan penyesuaian seperti gerakan sederhana, bantuan visual, dan aktivitas kelompok yang inklusif, siswa inklusi dapat ikut berpartisipasi aktif.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com