modulmerdeka.com – Pernahkah kamu membayangkan belajar PPKN bukan sekadar hafalan, tapi benar-benar terasa seperti memahami kehidupan nyata sebagai warga negara? Itulah yang coba diwujudkan dalam modul ajar Deep Learning PPKN kelas 10 SMA/MA. Modul ini bukan hanya tentang teori, tapi juga praktik berpikir kritis, berdiskusi, dan menemukan makna dari setiap nilai kebangsaan.
Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana modul ajar ini bekerja, mengapa penting dalam Kurikulum Merdeka, serta bagaimana guru dan siswa bisa menggunakannya untuk membuat pembelajaran lebih hidup dan relevan.
Untuk mendapatkan Modul Ajar Deep Learning PPKN untuk Kelas 10 SMA/MA, silahkan unduh melalui tautan yang kami lampirkan di bawah ini:
PPKN sering dianggap mata pelajaran yang penuh hafalan: UUD 1945, Pancasila, peraturan, hingga lembaga negara. Namun, pendidikan abad 21 menuntut lebih dari itu.
Siswa tidak cukup hanya menghafal pasal atau butir nilai, tetapi juga harus mampu mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Deep Learning dalam PPKN berarti mengajak siswa masuk lebih dalam. Mereka diajak untuk:
Data dari UNESCO (2022) menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan yang interaktif meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan sosial hingga 35%. Artinya, semakin dalam cara belajar, semakin besar dampaknya bagi kehidupan nyata.
Dalam Kurikulum Merdeka, modul ajar memiliki struktur yang jelas. Modul Deep Learning PPKN kelas 10 biasanya memuat beberapa komponen utama:
Berisi informasi dasar seperti nama penyusun, sekolah, mata pelajaran PPKN, kelas 10, serta semester. Identitas ini membantu guru mengintegrasikan modul dengan dokumen ajar lainnya.
Bagian ini menilai sejauh mana siswa sudah memahami materi dari SMP. Misalnya, mereka sudah mengenal Pancasila, tapi sekarang akan dibawa pada pemahaman lebih mendalam tentang demokrasi konstitusional.
Modul ini menekankan nilai pelajar Pancasila: beriman, berkebinekaan, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Misalnya, saat diskusi, siswa dilatih bernalar kritis sekaligus menghargai perbedaan pendapat.
Tujuan pembelajaran dirumuskan aktif dan kontekstual. Contoh: “Siswa mampu menjelaskan perbedaan demokrasi langsung dan tidak langsung dengan memberikan contoh kasus di lingkungan sekolah.”
Modul tidak hanya menyuruh siswa menghafal, tapi menekankan “mengapa ini penting.” Misalnya: “Hak dan kewajiban warga negara bukan sekadar aturan, tapi fondasi kehidupan sosial yang adil.”
Bagian ini menghidupkan kelas. Contoh: “Jika kamu menjadi ketua OSIS, bagaimana kamu menyeimbangkan hak siswa dengan aturan sekolah?” Pertanyaan ini membuat siswa berpikir kritis, bukan sekadar mengulang teori.
Aktivitas disusun berlapis:
Penilaian dilakukan autentik, bukan hanya tes tertulis. Guru bisa menilai partisipasi diskusi, proyek kelompok, hingga jurnal refleksi pribadi.
Bayangkan sebuah kelas di SMA. Guru PPKN tidak hanya membuka buku teks, tapi mengajak siswa bermain peran. Ada yang menjadi presiden, menteri, anggota DPR, hingga rakyat. Mereka diminta menyelesaikan konflik tentang pembangunan ruang terbuka hijau di sekitar sekolah.
Siswa yang berperan sebagai pemerintah harus membuat kebijakan, sementara siswa lain sebagai masyarakat harus menyuarakan aspirasi.
Diskusi berlangsung seru, bahkan terjadi perdebatan. Di akhir kegiatan, guru mengarahkan refleksi: bagaimana praktik demokrasi berjalan, apa tantangannya, dan apa yang bisa diperbaiki.
Inilah esensi Deep Learning: siswa tidak hanya tahu teori demokrasi, tapi juga merasakannya.
Menggunakan modul ajar berbasis deep learning memberikan banyak manfaat, baik bagi guru maupun siswa.
Untuk lebih konkret, berikut contoh alur pembelajaran dari satu pertemuan modul PPKN kelas 10:
Dengan cara ini, siswa tidak hanya paham teori, tapi juga mengaitkan dengan realitas sehari-hari.
Modul ajar Deep Learning PPKN tidak hanya berlaku di kelas, tapi juga mengajarkan siswa menghadapi dunia nyata. Misalnya:
Guru menjadi fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Guru menyiapkan pertanyaan menantang, membimbing diskusi, dan memberikan umpan balik.
Kata kunci penting adalah merdeka belajar. Guru dan siswa sama-sama bebas mengeksplorasi, tapi tetap diarahkan pada capaian pembelajaran yang sudah ditentukan.
Untuk guru yang membutuhkan referensi, banyak modul ajar sudah tersedia gratis di platform pendidikan seperti modulmerdeka.com. Guru bisa mengunduh, menyesuaikan, dan mengintegrasikan dengan rencana pembelajaran masing-masing.
Selain itu, guru juga bisa berbagi modul yang mereka buat agar semakin banyak tenaga pendidik terbantu. Inilah semangat kolaborasi dalam pendidikan.
Modul ajar Deep Learning PPKN kelas 10 SMA/MA bukan sekadar dokumen, tetapi jembatan antara teori kewarganegaraan dengan praktik nyata. Siswa diajak berpikir kritis, berdiskusi, berempati, dan bertindak sebagai warga negara yang baik.
Dengan pendekatan ini, belajar PPKN tidak lagi membosankan, tetapi penuh makna. Pada akhirnya, tujuan pendidikan bukan hanya mencetak lulusan yang cerdas secara akademik, tetapi juga warga negara yang berkarakter, demokratis, dan bertanggung jawab.
Jika anda merasa mendapatkan manfaat, bagi yang mungkin ingin berdonasi untuk kemajuan website ini, silahkan kirimkan ke:

Terima kasih atas partisipasinya, semoga menjadi keberkahan bagi kami dan Anda semua.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com